KETIK, TRENGGALEK – PSSI punya rencana dan program besar untuk membangkitkan sepak bola Indonesia. Tak hanya di level Asean dan Asia, tapi juga di level Internasional.
Timnas Indonesia memiliki momentum untuk mewujudkan target PSSI, yakni Timnas Senior yang tinggal menyisakan empat pertandingan penting. Ada lagi Timnas Indonesia U-20 yang lolos keputaran final Piala Asia di China.
Dua Timnas Indonesia tersebut berpeluang besar lolos ke putaran final Piala Dunia. Selain diarsiteki pelatih berpengalaman, persiapannya bisa dibilang lumayan bagus.
Timnas Senior
Dengan hanya menyisakan empat laga sisa melawan Australia (away), Bahrain (home), China (home) dan Jepang (away) peluang untuk menyegel lolos putaran final Piala Dunia bisa dibilang lumayan terbuka lebar. Tak terkecuali dengan kehadiran pelatih baru Patrick Kluivert.
Saat ini Timnas Indonesia mengantongi nilai 6, tiga kali seri dan sekali menang. Dari sisa empat laga yang ada, sapu bersih dua laga home bisa dijadikan modal penting dan mencuri satu poin di kandang Auatralia. Ini dengan asumsi kalah di laga terakhir di kandang Jepang.
Meskipun tak semudah membalikkan telapak tangan, pergantian pelatih dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert menjadi salah satu alasan memuluskan lolos ke putaran final Piala Dunia.
Di sisi lain, para pendukung Timnas Indonesia cukup berharap banyak kepada Patrick Kluivert bisa berbuat yang terbaik untuk Indonesia.
Apalagi ada beberapa pemain tambahan yang berlebel naturalisasi. Ini menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat Indonesia begitu antusias dan menyakini keberhasilan program besar dari PSSI.
Penulis Agus Riyanto. (Foto: Dok. Ketik.co.id)
Secara umum, misi besar PSSI memang cukup rasional dengan membangun kekuatan penuh sebuah tim. Mulai dari pergantian pelatih dan penambahan beberapa pemain naturalisasi untuk empat laga sisa.
Tinggal bagaimana juru taktik yang baru bisa mengimplementasikan kondisi yang ada dan bisa dikonversi menjadi hasil maksimal. Minimal bisa menjawab keinginan masyarakat pecinta sepak bola di tanah air.
Timnas U-20
Timnas ini diarsiteki oleh "Sang Master Class" Indra Sjafri yang sudah mendulang 4 trofi. Artinya, nama Indra Sjafri tidak asing di Indonesia, bahkan di kawasan Asia Tenggara. Paling tidak fans berat Thailand dan Vietnam akan selalu mengingat kala Timnas dikubur mimpinya oleh pasukan Indra Sjafri secara dramatis.
Menjelang pelaksanaan putaran final Piala Asia di China, 12 Februari - 1 Maret 2025, Timnas Indonesia akan menggelar laga uji coba dalam turnamen mini di Stadion Delta Sidoarjo, melawan Jordania, Suriah dan India.
Turnamen ini diharapkan bisa mengukur kekuatan pasukan Indra Sjafri sebelum terjun ke turnamen sebenarnya.
Sentuhan tangan dingin Indra Sjafri begitu diharapkan publik sepak Indonesia. 4 tropi yang disumbangkan untuk negara menjadi alasan kuat mengapa Indra Sjafri diyakini bisa melaksanakan tugas dengan baik, yakni lolos ke putaran final Piala Dunia U-20 tahun 2025.
Tak hanya itu, track recordnya pun cukup lumayan. Selain banyak melahirkan pemain berbakat seperti, Evan Dimas Darmono, Hansamu Yama, Witan Sulaiman, Egi Maulana Vikri dan Doni Tri Pamungkas.
Pelatih asal Sumbar tersebut juga dikenal dengan taktik tiki taka nya. Salah satu korbanya ada tim super kuat Argentina dipermak 2-1 dalam sebuah turnamen di Korsel.
Tiga lawan yang akan menjadi pesaing, yaitu Uzbekistan, Iran dan Yaman bisa dibilang tidaklah terlalu kuat untuk level yunior. Hanya Uzbekistan yang mungkin akan menjadi jalan terjal Timnas Indonesia. Sedangkan Iran dan Yaman relatif berimbang kekuatannya. Tinggal bagaimana sang pelatih meracik tim dengan taktik yang terbaik.
Tak kalah penting adalah kedekatan Indra Sjafri dengan anak asuhnya juga bisa dijadikan modal penting dalam membangun kekuatan tim. Indra Sjafri selalu berjiwa besar jika timnya kalah dalam sebuah pertandingan. Tidak ada istilah menyalahkan pemain. Dia bertanggungjawab penuh atas capaian tim yang diasuhnya (*)