Ombak Tinggi Paksa Nelayan Tamperan Pacitan Libur Melaut hingga 6 Hari

26 Mei 2025 13:34 26 Mei 2025 13:34

Thumbnail Ombak Tinggi Paksa Nelayan Tamperan Pacitan Libur Melaut hingga 6 Hari
Kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan yang terdampak cuaca ekstrem. Sejumlah nelayan memilih libur melaut demi keselamatan, Senin, 26 Mei 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir membuat sebagian nelayan di wilayah Pacitan terpaksa menghentikan aktivitas melaut.

Ombak tinggi dan badai menjadi faktor utama yang membuat para nelayan mempertimbangkan keselamatan.

Seperti halnya yang dialami nelayan di wilayah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan.

Di sana sudah sekitar lima hingga enam hari para nelayan tidak melaut, terutama yang biasa mencari ikan layur.

"Kalau nelayan Jawa barat udah balik pulang kampung, soalnya ini pada libur karena baratan (musim angin kencang)," ujar nelayan setempat, Aldi Fatkhanudin, Senin, 26 Mei 2025.

Kondisi cuaca yang tidak bersahabat seperti badai dan ombak tinggi menjadi alasan utama. 

Namun, tak semua nelayan memilih berhenti. Sebagian tetap melaut, meski bukan untuk mencari ikan.

“Setiap hari ada yang tetap melaut meskipun cuaca ekstrem, tapi bukan untuk cari ikan melainkan benur,” ucapnya.

Aldi mengatakan, aktivitas mencari benur (benih lobster) dianggap masih memungkinkan dilakukan di tengah cuaca buruk.

Diketahui, nelayan sendiri mengandalkan teknologi untuk mengetahui prakiraan cuaca.

“Biasanya dipantau dari Google, bisa lewat aplikasi seperti Windy atau dari website Magicseaweed khusus wilayah Pacitan,” jelasnya.

Dampak ekonomi akibat cuaca ekstrem pun dirasakan. Tidak melaut berarti tidak ada pemasukan.

“Tidak ada pemasukan untuk kebutuhan. Ya akhirnya kerja serabutan dan memanfaatkan hasil tani,” katanya.

Fenomena seperti ini, menurutnya, bukan hal baru. Namun perubahan cuaca yang tidak menentu membuatnya sulit membandingkan dengan kondisi serupa di masa lalu.

Ia mengaku prediksi cuaca saat ini seringkali meleset.

“Harapannya supaya prediksi cuaca bisa stabil, karena itu juga berdampak kepada aktivitas nelayan ke depannya,” tutur Aldi.

Meski sebagian masih berusaha bertahan dengan strategi baru seperti beralih target tangkapan, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak nelayan memilih berhenti total melaut.

Dia memperkirakan jumlah nelayan yang terdampak cukup banyak, terutama di kawasan Pelabuhan Tamperan dan sekitarnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Nelayan Pacitan Perikanan laut Tamperan Pacitan