KETIK, PACITAN – Lastri (47) melangkah cepat menuju Halaman Gedung Gasibu Swadaya, Pacitan, Rabu, 26 Februari 2025. Matahari pagi baru saja naik, tapi antrean di depan sudah mengular panjang.
Ia menggenggam dompetnya erat, memastikan bahwa uang yang dibawanya cukup untuk membeli bahan pokok (Bapok) di Gerakan Pangan Murah yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan, melalui Disdagnaker setempat bekerja sama dengan BUMN dan Distributor selama dua hari, pada 25-26 Februari 2025.
"Semoga masih kebagian beras murah," gumamnya dalam hati.
Kebutuhan rumah tangganya semakin meningkat menjelang Ramadan, dan harga pasar yang terus naik membuatnya khawatir.
Saat tiba di lokasi, ia melihat deretan barang kebutuhan pokok yang ditawarkan dengan harga jauh lebih murah dibandingkan di pasar.
Beras medium dibanderol Rp12 ribu per kg, beras premium Rp13.800, Minyakita Rp17.500 per liter, dan gula pasir Rp17.050 per kg. Matanya berbinar melihat angka-angka itu.
"Alhamdulillah, bisa lebih hemat Rp500 rupiah," katanya sambil mengambil dua karung beras medium.
Di sampingnya, Deni, seorang ibu rumah tangga lain, sedang memilih minyak goreng dan telur.
"Saya beli 10 kilogram beras, satu liter minyak, dan sekilo telur. Lumayan buat persiapan Ramadan," ujar Datin sambil tersenyum.
Sulastri mengangguk setuju. "Meskipun kelihatan kecil, kalau dikumpulkan lumayan, bisa untuk membeli kebutuhan lain," tambahnya.
Stok yang tersedia cukup beragam. Ada lima ton beras, 150 liter minyak goreng, 240 kilogram gula pasir, 80 kilogram tepung terigu, dan 200 kilogram telur.
Plt. Kepala Bidang Perdagangan Disdagnaker Pacitan, Wahyu Dwi Cahyono, yang hadir di lokasi, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat memperoleh bahan pokok dengan harga terjangkau.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Hari Jadi Kabupaten Pacitan ke-280 serta sebagai bentuk persiapan menyambut bulan Ramadan.
"Kami berharap kegiatan ini bisa terus diadakan, terutama saat harga kebutuhan pokok naik," ujarnya.
Jelang Ramadhan, Harga Bapok Naik, Pemkab Lakukan Mitigasi
Berdasarkan pantauan Disdagnaker Pacitan, lonjakan harga mulai terjadi akibat meningkatnya permintaan serta faktor distribusi dan cuaca yang mempengaruhi pasokan barang di pasar.
Plt. Kabid Cahyo mengungkapkan, kenaikan harga mencakup beberapa komoditas utama, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, serta bumbu dapur.
Harga beras premium kini mencapai Rp17 ribu per kilogram, sementara beras medium naik menjadi Rp13 ribu per kilogram. Minyak goreng kemasan 1 liter juga mengalami kenaikan dari Rp18 ribu menjadi Rp20 ribu.
Selain itu, harga gula pasir curah naik dari Rp17.000 menjadi Rp18 ribu per kg, sedangkan gula kemasan naik dari Rp18 ribu menjadi Rp19 ribu per kg.
Kenaikan yang cukup mencolok juga terjadi pada bumbu dapur, seperti cabai rawit yang naik dari Rp77 ribu menjadi Rp88 ribu per kg, bawang merah dari Rp28.000 menjadi Rp35 ribu per kg, serta bawang putih kating yang kini mencapai Rp44 ribu per kg dari sebelumnya Rp42 ribu.
Meskipun harga naik, Disdagnaker memastikan bahwa stok kebutuhan pokok di pasar masih mencukupi.
"Tidak ada kelangkaan barang, hanya saja permintaan yang meningkat membuat harga ikut terdorong naik," katanya.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga yang lebih tinggi, pemerintah pusat telah menginstruksikan pelaksanaan operasi pasar di berbagai daerah, termasuk Pacitan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau.
Selain itu, tren harga diperkirakan masih akan terus naik selama Ramadhan dan baru berangsur stabil setelah Idul Fitri.
"Biasanya kenaikan harga terjadi saat permintaan memuncak di bulan puasa, dan akan turun kembali pasca-Lebaran," jelasnya.
Di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, alokasi dana untuk subsidi dan operasi pasar menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas harga.
Pihaknya berharap kebijakan yang ada tetap dapat membantu menekan harga kebutuhan pokok agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
"Pemerintah daerah berusaha mengelola anggaran secara efisien agar bisa mengintervensi pasar jika diperlukan, terutama dalam situasi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri seperti sekarang ini," tutupnya. (*)