KETIK, NGAWI – Pemkab Ngawi komitmen untuk menekan potensi kecelakaan lalu lintas di perlintasan kereta api (KA) sebidang tak berpalang pintu di wilayahnya.
Sebab, di Ngawi terdapat 14 titik perlintasan sebidang tak berpalang pintu dan berpenjaga yang tersebar di 12 desa di lima kecamatan.
Ada sejumlah opsi yang ditimang Pemkab Ngawi untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang itu. Mulai dari pembangunan fly over atau underpas, pembangunan palang pintu hingga membentuk relawan menjaga perlintasan KA.
Hal itu terungkap saat rapat koordinasi keselamatan pengguna jalan di perlintasan KA sebidang yang tidak berpalang dan terjaga yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko.
‘’Tahun ini kami rencanananya akan membangun beberapa palang pintu kereta api di beberapa titik berdasarkan tingkat kerawanan,’’ terang Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko kepada ketik.co.id.
Mas Antok sapaan akrab -Wabup Dwi Rianto Jatmiko menegaskan keselamatan pengguna jalan saat melintas di perlintasan sebidang tak berpalang pintu dan tak berpenjaga menjadi prioritas utama pemerintah. Untuk itu dalam rapat tersebut muncul beberapa opsi, termasuk pembangunan underpas.
‘’Dan kami mengajak semua element dari tingkat kabupaten hingga desa untuk bersama-sama menjaga keselamatan warga masyarakat Kabupaten Ngawi,’’ tegasnya
Kepala Dinas Perhubungan Ngawi Anang Heri Prabowo menyampaikan pada Juli 2023 kecepatan KA naik hampir dua kali lipat dari semula 80-100 kilometer perj am.
‘’Bahwa pada bulan juli 2023 kecepatan kereta api menjadi 150-180 km per jam dari yang semula 80-100 km per jam yang dampaknya membahayakan bagi pengguna jalan yang melintas di perlintasan sebidang tanpa palang pintu dan berpenjaga,’’ terangnya.
Anang menyebut di Ngawi terdapat 15 titik kerawanan yang tersebar di 5 kecamatan. Di Kecamatan Geneng terdapat dua titik yakni di Desa Keras Wetan dan Tambakromo, Kecamatan Paron di Desa Tempuran, Jambangan dan Ngale.
Selain itu, di Kecamatan Kedunggalar ada perlintasan di Desa Bangunrejo Kidul, Planglor dan Jatigembol, Kecamatan Widodaren di Desa Sidolaju dan Kauman, serta Kecamatan Mantingan di Desa Sambirejo dan Pakah.
‘’Tahun ini kami rencanakan membangun tiga titik palang pintu di Sidolaju (Widodaren), di Pakah (Mantingan) dan di Tempuran (Paron). Pemilihan ini berdasarkan tingkat kerawanan yang tinggi,’’ tegas Anang.
Mantan Kalak BPBD Ngawi ini menambahkan anggaran pembangunan tersebut murni diambilkan dari APBD Ngawi.‘’Untuk tiga titik itu dari APBD Ngawi rencananya di perubahan (PAPBD) 2023,’’ tegasnya
Anang menambahkan pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat terkait usulan pembangunan underpas atau fly over di sejumlah titik tersebut.
‘’Sampai saat ini kami terus berkomunikasi dengan pusat, mudah-mudahan segera ada kabar baik,’’ terangnya.
Menurut dia khusus di Desa Tempuran, Kecamatan Paron sejatinya ada dua titik, namun hasil koordinasi pihaknya dengan Pemdes setempat salah satu jalur itu akhirnya di tutup demi keamanan dan keselatan warga yang melintas.
‘’ Yang ditutup itu jalurnya agak sepi tidak seramai di titik yang akan di pasang palang perlintasan ini,’’ terangnya (*)