KETIK, MALANG – Pemerintah Provinsi Jawa Timur baru saja mencetak 9 doktor baru di Universitas Islam Malang (Unisma), Senin, 28 April 2025. Hal tersebut berkat program beasiswa Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD).
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan sudah 8 kali Pemprov Jatim melahirkan lulusan baru dari pondok pesantren dan diniyah dari program tersebut.
"Hari ini ujian ke-8, tapi setelah ini ada 1 lagi berarti insyaallah kita sudah menyelesaikan 9 orang doktor yang menerima beasiswa dari LPPD dari APBD Pemprov Jatim," ujar Khofifah.
Menurutnya program tersebut sebagai media menyiapkan sumber daya manusia yang kualitatif untuk Indonesia Emas 2045. Penyiapan SDM unggul dilakukan dengan memberikan beasiswa S1 hingga S3.
"Generasi emas disuplai cukup signifikan dari Jatim. Hari ini sudah pecah telur yang ke-8 dan sebentar lagi ke-9. Peningkatan kualitas SDM adalah kebutuhan mutlak dari kemajuan yang harus dibangun oleh semua lini, semua daerah termasuk Jatim," lanjutnya.
Saat ini terdapat sekitar 6.800 pesantren di Jatim yang memiliki lebih dari 1.000 santri. Dibutuhkan penguatan terhadap perguruan tinggi berbasis pesantren.
"Perguruan tinggi berbasis pesantren butuh proses akseleratif untuk menguatkan kualitas SDM. Inilah yang dapat prioritas, perguruan tinggi pesantren mendapat scholarship bagi mereka dosen tetap untuk S2 dan S3," katanya.
Khofifah menargetkan agar tahun 2025 inj Pemprov Jatim mampu melahirkan 35 orang Doktor. Terlebih selama 5 tahun terakhir sudah ada 5.653 penerima beasiswa S1 hingga S3.
"Mereka ada proses rekrutmen dan kesesuaian prodi mereka mengajar. Kemudian perguruan tinggi yang berkesesuaian dengan prodi yang mereka ajarkan di masing sekolah tinggi, institut atau perguruan tinggi," katanya.
Khofifah menekankan bahwa untuk mendapat beasiswa tersebut harus merupakan dosen tetap sebuah perguruan tinggi. Mereka pun tetap akan mengabdi di perguruan tinggi asal.
"Dia sudah dosen tetap. Jadi syaratnya dosen tetap dari masing-masing perguruan tinggi. Mengabdinya juga di perguruan tinggi dimana mereka berasal," tutupnya.(*)