Perum Jasa Tirta I Gelar Pladu Bendungan Wlingi dan Lodoyo, Target Kurangi Setengah Juta Kubik Sedimen

27 April 2025 18:20 27 Apr 2025 18:20

Thumbnail Perum Jasa Tirta I Gelar Pladu Bendungan Wlingi dan Lodoyo, Target Kurangi Setengah Juta Kubik Sedimen
Pladu Bendungan Wlingi dan Lodoyo, Minggu 27 April 2025. (Foto: Favan/ketik.co.id)

KETIK, BLITAR – Perum Jasa Tirta I (PJT I) memulai program flushing atau penggelontoran bendungan Wlingi dan Lodoyo di Kabupaten Blitar, Minggu 27 April 2025.

Kegiatan ini ditargetkan berlangsung selama sepekan hingga Sabtu 3 Mei 2025 mendatang, dengan misi utama mengurangi sedimentasi yang selama bertahun-tahun mengendap di dasar waduk.

Flushing yang dikenal masyarakat sekitar dengan istilah “pladu”, menjadi upaya vital untuk mengembalikan kapasitas tampung kedua bendungan.

“Kegiatan ini rutin kami lakukan. Namun sempat terhenti saat pandemi Covid-19. Tujuannya jelas, untuk mengurangi sedimentasi yang mengurangi kapasitas tampungan,” ujar Ganindra Adi Cahyono, Vice President Regional 1 PJT I, kepada awak media.

Untuk mempercepat proses, PJT I mengerahkan total delapan unit alat berat. Di Bendungan Wlingi, enam ekskavator dikerahkan, sedangkan di Lodoyo, dua ekskavator siap menggempur endapan keras di dasar waduk. 

“Target kami adalah mengurangi 300 ribu meter kubik sedimen di Wlingi dan 200 ribu meter kubik di Lodoyo. Tapi tentu hasil akhirnya bergantung pada ketersediaan aliran air di hulu,” jelas Ganindra.

Kegiatan flushing ini juga membawa perubahan pada aliran Sungai Brantas, yang menjadi lebih deras akibat dibukanya pintu air bendungan. Ganindra mengingatkan masyarakat agar selalu berhati-hati, terlebih aktivitas menangkap ikan biasanya meningkat di momen ini. 

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Arus sungai saat pintu dibuka bisa sangat kuat,” pesannya.

Demi kelancaran program, PJT I sebelumnya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk para pengguna air seperti PLTA dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA). 

“Karena irigasi dari sini mengairi sekitar 13 ribu hektar lahan pertanian dari Blitar hingga Tulungagung, maka kami lakukan diskusi intensif soal jadwal flushing,” terang Sucipto Eko Pranoto, Kepala Sub Divisi Operasi dan Pemeliharaan WS Brantas 1 PJT I.

Tak hanya itu, surat pemberitahuan juga telah disebarkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, dinas terkait, Kepolisian, TNI, hingga para camat dan kepala desa di wilayah terdampak. Sosialisasi ini penting agar masyarakat menghindari aktivitas di sepanjang aliran sungai selama flushing berlangsung.

Sebagai catatan, daya tampung Bendungan Wlingi saat awal dibangun pada 1980-an mencapai 5,2 juta meter kubik. Namun seiring waktu dan sedimentasi yang terus bertambah, kapasitasnya menyusut menjadi hanya 2,4 juta meter kubik sebelum pelaksanaan flushing tahun ini. Sementara Bendungan Lodoyo tercatat memiliki daya tampung sekitar 2,1 juta meter kubik.

“Harapan kami, setelah flushing ini, Bendungan Wlingi bisa kembali menampung 2,7 juta meter kubik air, dan Lodoyo sekitar 2,3 juta meter kubik,” pungkas Sucipto.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pladu Flushing Lodoyo Wlingi Perum jasa tirta air Sendimen