Rela Terlilit Hutang, Yuli Jalani Hidup Sulit di Kampung Putih

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

16 Agustus 2023 09:25 16 Agt 2023 09:25

Thumbnail Rela Terlilit Hutang, Yuli Jalani Hidup Sulit di Kampung Putih Watermark Ketik
Yuli, warga Kampung Putih saat ditemui di kediamannya. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Kemerdekaan memiliki makna yang berbeda untuk setiap orang. Bagi Yuli, warga Kampung Putih, sebuah pemukiman kumuh di Kota Malang, kemerdekaan ialah terbebas dari belenggu ekonomi yang hingga kini menyesakkan dadanya.

Usianya Yuli menginjak 55 tahun dan harus memenuhi kebutuhan bagi empat anaknya. Demi melanjutkan hidup, Yuli terpaksa mengambil pinjaman ke bank. Pinjaman tersebut ia gunakan untuk membuka kembali toko di rumahnya yang sempat tergilas habis oleh banjir tahun 2021 lalu.

Ibarat gali lubang, tutup lubang, uang hasil penjualan di toko hanya dapat mencukupi keperluan sehari-hari tanpa balik modal. 

"Saya jualan juga modalnya pinjam di bank. Tapi hasilnya untuk makan, kalau jualannya habis ya bingung lagi, akhirnya pinjam lagi. Kalau tidak jualan juga makan apa. Suami sudah tidak ada, saya sudah tua sulit cari kerja," ungkap Yuli saat ditemui di kediamannya di Kampung Putih, Rabu (16/8/2023).

Perjuangannya semakin rumit ketika ia menjadi korban penipuan atas pinjaman yang diajukan. Uang pembayaran pinjaman yang telah ia kumpulkan susah payah justru dibawa kabur oleh orang tak bertanggungjawab. Belum lagi, pinjaman lainnya yang ia ambil bersama saudaranya, harus ia tanggung seorang diri. 

"Dulu sudah lunas. Sebenarnya itu tanggung jawab peminjam karena sistem bayarnya per kelompok dan ada ketuanya. Jadi saat mau bayar, dikasihkan ke ketua. Ternyata sama ketuanya tidak dibayarkan dan akhirnya saya ditarik terus. Sudah saya jelaskan kalau bukan kesalahan saya, tapi ditarik terus," lanjutnya.

Rupanya Yuli bukan satu-satunya warga Kampung Putih yang menjadi korban. Banyak warga lainnya yang mengalami nasib serupa. Mengambil pinjaman terpaksa harus dilakukan oleh warga untuk tetap bertahan hidup.

"Kalau saya hitung, hutang saya sudah lunas tapi kemarin dibilang kurang Rp 3 juta. Pikir saya itu, tagih lah ke ketua karena uangnya sudah dipakai ketua. Ketuanya sudah kabur. Banyak warga sini yang pinjam dan kena (penipuan) tapi tetap ditagih. Kalau kita tidak pinjam, kebutuhan hidup tidak bisa dipenuhi," sebutnya.

Yuli masih memiliki tanggungan biaya pendidikan untuk dua orang anaknya. Salah satu di antara mereka baru saja diterima berkuliah di Universitas Brawijaya. Di semester pertama perkuliahan, anaknya belum mendapatkan fasilitas pendidikan gratis dari kampus maupun pemerintah. 

Sambil menahan tangis, Yuli menceritakan bahwa anaknya sempat mengatakan tak perlu berkuliah. Mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang sedang susah. Namun Yuli tetap bersikukuh supaya anak-anaknya dapat menempuh pendidikan layak dan menjadi orang sukses.

"Kemarin anak saya waktu bapaknya meninggal dapat (santunan) dari takziah. Tidak saya pakai, jaga-jaga untuk kuliah anak. Dia bilang kalau tidak kuliah tidak apa-apa, saya bilang yakin saja sama Allah. Sementara ini kita biaya sendiri dulu, sama ngurus KIP kalau bisa. Kemarin minta penurunan UKT, karena tidak cukup uangnya. Sudah difoto juga rumahnya," jelas Yuli.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Yuli juga menerima honor sebagai Linmas serta membantu di Kantor Kelurahan. 

"Saya sering ikut kegiatan di kelurahan kayak Linmas, disuruh apa di kelurahan, ya saya jalani. Tidak banyak honornya, sebulan Rp 200.000 - 400.000, beberapa untuk beli beras selama sebulan," tambahnya.

Jelang Hari Kemerdekaan ke-78 RI, ia berharap anak-anaknya dapat menjadi orang sukses dan tidak bernasib sama seperti orang tuanya. Sangat besar harapan Yuli supaya anak-anaknya mendapatkan beasiswa untuk berkuliah.

"Anak-anak jangan sampai kaya orang tuanya ini, makanya seberat apapun saya usahakan supaya mereka bisa kuliah. Saya tidak malu bekerja apapun, biar penderitaan saya bawa sendiri. Semoga Allah bantu anak saya mendapat beasiswa, dan anak saya yang masih SMP bisa sampai kuliah juga," seru Yuli dengan air mata berlinang.(*)

Tombol Google News

Tags:

HUT KE-78 RI Kampung Putih Kota Malang Merdeka Yuli Kampung Kumuh Hari Kemerdekaan ketikagustusan