KETIK, MALANG – Eddy Widjanarko merupakan salah satu politisi senior dari Partai Golkar Kota Malang yang telah bergabung sejak tahun 2014. Keterikatannya dengan partai berlambangkan pohon beringin itu dilatarbelakangi kesamaan visi misi.
Upaya untuk selalu melibatkan masyarakat inilah yang membuatkan semakin dipercaya dan digandrungi. Hal tersebut ia cerminkan dengan gaya politik akar rumput yang diterapkan sebagai pelayan masyarakat.
"Saya sudah meniatkan sejak jadi anggota dewan selalu di Golkar. Alasannya memang mempunyai visi misi yang cocok dengan saya, selalu membela kepentingan rakyat," ujarnya, Rabu 14 Mei 2025.
Ia selalu menyediakan waktu luas bagi warga yang ingin mengungkapkan keluhan dan aspirasi. Ia tak hanya hadir sebagai politisi, namun memberikan pendidikan politik terkait proses legislasi, rancangan dan peraturan daerah di Kota Malang, hingga keterlibatan masyarakat di dalamnya.
"Saya setiap apapun kegiatan, sering turun ke masyarakat. Baik di kecamatan, Rapat PKK, RW, pengurus RT, kalau diundang pasti datang. Saya bisa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat supaya mereka tahu di Kota Malang seperti apa," jelasnya.
Partai Golkar dinilai selalu kritis dan teguh berpihak dengan rakyat meskipun ketika tergabung dalam pemerintahan. Kedewasaan dalam berpolitik menurutnya menjadi sebuah kebiasaan yang terus dicerminkan sebagai kader partai.
"Golkar ini berada pada politik yang cukup dewasa. Orang-orangnya banyak yang militan dan meskipun masuk ke pemerintahan, selalu kritis dalam segala urusan. Khususnya yang berhubungan dengan pemerintah, selalu berpihak kepada rakyat," tegasnya.
Karier politik Eddy dimulai pada 2018, ia berkesempatan menjadi anggota DPRD Kota Malang hasil Pergantian Antar Waktu (PAW). Ketika Pemilu 2019, ia mencalonkan diri dan kembali menjabat sebagai anggota dewan. Berlanjut pada Pemilu 2024, rakyat kembali memercayainya.
"Politik memang sistem kekuasaan. Di situlah Golkar harus turun ke masyarakat untuk mengayomi. Kuncinya harus selalu dekat dengan masyarakat," ujar Anggota Komisi B DPRD Kota Malang itu.
Posisinya sebagai anggota dewan dimanfaatkan dengan baik untuk menyerap aspirasi. Beberapa keluhan yang ia temukan khususnya di Dapil Blimbing ialah masalah zonasi dan ekonomi kerakyatan.
Keluhan tersebut ia tampung untuk direalisasikan dalam pokir DPRD Kota Malang di tahun berikutnya. Untuk mencari solusi dari masalah tersebut, ia juga berkoordinasi dengan OPD pengampu.
"Kami memberikan pokir bukan dari keinginan saya, tapi dari kebutuhan masyarakat. Kami tampung dan wujudkan dalam pokir di tahun berikutnya. Selalu berkesinambungan," tegasnya.
Saat disinggung terkait namanya yang menjadi salah satu kandidat kuat menjadi Ketua Partai Golkar Kota Malang, Eddy memilih mengelak. Ia mengaku urung untuk menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Kota Malang.
"Saya enggak maju, kata siapa. Itu (ketua partai) kan tugas partai, karena kami sudah terjun di partai jadi apapun yang ditugaskan ya mau bagaimana lagi. Tapi kalau saya sendiri tidak maju," tandasnya.(*)
