KETIK, MALANG – Korban membayangkan sesuatu yang diduga dilakukan oknum dokter RS Persada bertambah. Setelah korban berinisial A Didampingi dengan LBH Surabaya Pos Malang,melaporkan kejadian yang dialaminya kepada Polresta Malang Kota, Selasa, 22 April 2025.
Tim pendamping, Tri Eva Oktaviani menjelaskan korban mengalami dugaan mengungkapkan fisik oleh pelaku yang beberapa waktu lalu telah melaporkan korban lainnya, yakni Q. Kini A telah berada di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk menjalani proses pengaduan.
“Korban ini mengalami dugaan berdiskusi secara seksual oleh oknum dokter yang sebelumnya sempat viral dan sudah ditangani oleh rekan sesama advokat juga. Ini kami berusaha untuk mendampingi dan sekarang korban sudah ada di unit PPA Polresta Malang Kota untuk tahap pengaduan,” ujar Tri Eva.
Eva menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2023 ketika korban berada di IGD RS Persada. Saat itu imun korban sedang turun karena kelelahan merawat anaknya.
Berdasarkan keterangan, korban mendapatkan pengungkapan seksi seksi berupa sentuhan pada area vital. Diduga dokter tersebut tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan SOP yang ada.
Jadi modusnya ini langsung menyentuh di area vital. Tidak disuruh membuka baju seperti korban sebelumnya, tapi langsung masuk menyentuh, katanya.
Tak hanya itu, dokter tersebut juga tidak meminta izin terlebih dahulu ketika hendak memeriksa anggota tubuh intim korban. Ketika melakukan pemeriksaan pun, pelaku tidak didampingi dengan perawat maupun asisten.
"Pada saat itu kondisi korban ada di IGD juga. Kemudian memang tidak didampingi perawat, tirai dalam kondisi tertutup rapat sehingga memungkinkan orang lain tidak bisa melihatnya," lanjutnya.
Saat ini tim pendaming korban tidak dapat membawa barang bukti berupa rekaman medis. Eva menjelaskan bahwa dari Persada Hospital enggan untuk memberikan rekam medis korban.
Tak hanya itu ketika kesimpulannya menjelaskan secara seksi yang dilakukan oleh dokter tersebut viral di media sosial, A langsung melakukan konfirmasi langsung ke rumah sakit.
Jadi ketika mengetahui oknumnya adalah dokter yang sama, dari pihak RS juga sudah meminta maaf. Posisi korban sekarang ini ketrigger secara paikologis apalagi adanya korban yang mengadu duluan dan itu dokter yang sama, jelasnya.
Korban pun semat menangis ketika mendengar nama maupun ketika melihat foto dokter tersebut tersebar di media sosial.
“Kami berusaha menjelaskan dengan psikologi klinis jaringan kami untuk kami rekomendasikan ke kepolisian.Supaya ada penanganan psikologis,” tutupnya.
Diberitakan Ketik.co.id sebelumnya, kasus dugaan terungkap yang dialami seorang perempuan oleh oknum dokter di Persada Hospital Malang. Pihak rumah sakit menyatakan telah menonaktifkan oknum dokter yang diduga terlibat tersebut. (*)