Siasat Lady dan Ibunya Hindari Media Kala Pemeriksaan Penyidik

Jurnalis: Wisnu Akbar Prabowo
Editor: Millah Irodah

17 Desember 2024 14:04 17 Des 2024 14:04

Thumbnail Siasat Lady dan Ibunya Hindari Media Kala Pemeriksaan Penyidik Watermark Ketik
Sri Meilina alias Lina, ibunda dari Lady A. Pramesti, tertunduk lesu di hadapan awak media usai diperiksa penyidik selama lebih dari 10 jam di Polsek Ilir Timur II Kota Palembang, Senin 16 Desember 2024. Dia meminta maaf kepada Luthfi dan keluarganya akibat peristiwa penganiayaan yang viral di jagat maya. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)

KETIK, PALEMBANG – Lady A. Pramesti dan ibunya, Sri Meilina alias Lina, sangat menghindari kehadiran media. Dua sosok itu viral usai kasus penganiayaan dokter koas bernama Muhammad Luthfi Hadhyan (21) diangkat di berbagai pemberitaan.

Dalam menjalani pemeriksaan oleh Penyidik Subdit III Jatanras Ditreskrimum Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel), Lady dan ibunya memakai sejumlah siasat untuk menghindari keberadaan awak media, salah satunya dengan cara berpindah tempat pemeriksaan.

Sebelumnya, dari kabar yang beredar di kalangan awak media, Lady dan Lina direncanakan akan mengikuti pemeriksaan di Ruang Jatanras Polda Sumsel pada Senin, 16 Desember 2024 pukul 10.00 WIB. Sejumlah rekan media pun berdatangan usai kabar tersebut tersebar.

Namun, sampai pukul 14.00 WIB, keduanya tak kunjung datang. Tak lama kemudian, kabar terbaru datang dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri) yang disebutkan akan mengadakan konferensi pers pada pukul 15.30 WIB.

Mendengar informasi itu, awak media yang sudah berkumpul di Polda Sumsel pun berpisah menjadi dua kelompok. Ada yang menunggu kedatangan Lady dan Lina di Polda Sumsel, ada yang pergi mendatangi konferensi pers di FK Unsri. Namun, konferensi pers itu sempat tertunda beberapa saat.

Menjelang konferensi pers yang baru akan dimulai pada pukul 17.00 WIB, tiba-tiba muncul kabar bahwa pemeriksaan Lady dan ibunya dialihkan ke Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Ilir Timur II Kota Palembang yang berjarak sejauh 9 km dari Polda Sumsel, atau sekitar 20 menit perjalanan.

Tanpa pikir panjang, awak media yang berada di Polda Sumsel serta sebagian yang tengah mengikuti konferensi pers langsung beranjak dari lokasi untuk mendatangi pemeriksaan Lady dan ibunya di Polsek Ilir Timur II. Setibanya di sana, puluhan awak media yang pada pagi hari berkumpul di Polda Sumsel, kini bertemu kembali di Polsek Ilir Timur II.

Foto Ibunda Lady A. Pramesti, Sri Meilina alias Lina secara diam-diam menjalani pemeriksaan oleh penyidik di Polsek Ilir Timur II Kota Palembang. Dari informasi yang beredar, Lina harusnya diperiksa penyidik di Polda Sumsel. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)Sri Meilina alias Lina bersama putrinya, Lady A. Pramesti secara diam-diam menjalani pemeriksaan oleh penyidik di Polsek Ilir Timur II Kota Palembang. Dari informasi yang beredar, Lina harusnya diperiksa penyidik di Polda Sumsel. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)

Sampai matahari terbenam, tidak ada angin segar dari pemeriksaan Lady dan ibunya. Keduanya masih berada di dalam ruangan pemeriksaan. Dari jendela luar, hanya tampak beberapa penyidik yang tengah melakukan pemeriksaan, salah satunya Kanit V Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel, AKP Novel Siswandi dan Panit Iptu Tedy Barata.

Hari pun semakin malam. Di bawah sinar rembulan, rasa semangat awak media dalam meliput berubah menjadi lelah dan waswas karena takut kecolongan. Rasa waswas itu semakin santer setelah sejumlah penyidik keluar dari ruang pemeriksaan pada pukul 22.00 WIB, tanpa diikuti Lady dan Lina.

Naluri jurnalis pun muncul pada waktu itu. Beberapa awak media mengatakan bahwa ada rencana Lady dan ibunya pulang melalui pintu belakang untuk menghindari awak media. Pada jam yang sama, Lady beserta ibunya tampak berjalan menuju ruangan lainnya yang bisa diintip dari jendela.

Rencana Lady dan ibunya kabur dari sorotan media pun semakin kuat saat sebuah mobil Pajero warna putih datang dan parkir di belakang Markas Polsek Ilir Timur II. Awak media pun langsung memecah menjadi beberapa kelompok. Ada yang menunggu di belakang Polsek, di depan ruang pemeriksaan, serta di depan pintu utama Polsek Ilir Timur II.

Situasi pun menjadi semakin serius. Bulan yang tadinya tampak cemerlang lama-lama meredup dilahap mendung. Sejumlah petugas kepolisian pun tampak membereskan ruangan dan membersihkan sampah, tanda bahwa pemeriksaan sudah selesai.

Menjelang jam 12 malam, ada anggota kepolisian yang keluar dari arah belakang Polsek Ilir Timur II. Polisi itu tampak berbincang dengan rekan-rekan media yang menunggu di belakang Polsek, seolah hendak mengalihkan perhatian awak media agar menunggu di depan saja.

Sesaat kemudian, dua orang perempuan dengan mengenakan masker muncul. Setelah diperhatikan, salah satu perempuan itu adalah Lady. Dia kemudian lari dari kejaran awak media dan langsung masuk ke mobil Pajero yang telah menunggu di belakang.

Sedangkan, kelompok awak media yang berada di depan ruang pemeriksaan berhasil mencegat Sri Meilina bersama kuasa hukumnya. Mereka tidak bisa menghindar untuk memberikan keterangan, karena awak media telah berkerumun di lokasi tersebut.

Foto Kuasa hukum Sri Meilina dan Lady A. Pramesti, Titis Rachmawati saat ditemui usai pemeriksaan. Kepada awak media, Titis mengatakan bahwa pemindahan tempat pemeriksaan dilakukan oleh penyidik untuk mengamankan Lady dan ibunya dari tekanan media. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)Kuasa hukum Sri Meilina dan Lady A. Pramesti, Titis Rachmawati saat ditemui usai pemeriksaan. Kepada awak media, Titis mengatakan bahwa pemindahan tempat pemeriksaan dilakukan oleh penyidik untuk mengamankan Lady dan ibunya dari tekanan media. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)

Tekanan dari orang banyak

Salah satu kuasa hukum Lady dan ibunya, Titis Rachmawati mencoba memberikan keterangan mengenai alasan mengapa pemeriksaan yang dilakukan tim penyidik dari Polda Sumsel justru dilakukan di Polsek Ilir Timur II.

Menurut Titis, hal itu merupakan permintaan dari tim penyidik dari Unit V Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel untuk menghindari peliputan dari awak media. Sebab, lanjut Titis, kondisi psikologis Lady dan ibunya sedang terpuruk.

“Ini permintaan penyidik untuk dialihkan ke sini, karena banyak media yang akan meliput dan klien kami sedang dalam kondisi drop, makanya dipindahkan ke sini. Toh ini kan juga masih kantor polisi,” ujar Titis.

Di kesempatan yang sama, kuasa hukum lainnya, Bayu Prasetya Andrinata mengungkapkan bahwa Lady belum siap untuk buka suara di media sosial karena sejumlah informasi yang beredar terkesan menyudutkan dirinya.

“Kenapa Lady sampai saat ini masih diam, karena komentar netizen belum ada yang harus ditanggapi. Biarkan nanti kebenaran terungkap sendiri,” kata Bayu.

Bayu kemudian menambahkan bahwa sejauh ini Lady tidak mendapat ancaman atau intimidasi serius dari pihak luar. Dia menilai, kebijakan FK Unsri untuk mengistirahatkan sementara Lady dari kegiatan perkuliahannya adalah langkah yang bisa dimaklumi, mengingat kondisi Lady yang belum membaik.

“Kalau istirahatkan itu sangat dimaklumi ya, karena dari kondisi Lady juga sedang tidak kondusif, kemudian fakultas juga belum ada penyelesaian masalah antara Lady dan Luthfi,” imbuhnya.

Dalam pemeriksaan tersebut, Bayu menceritakan bahwa Lady dan ibunya masing-masing mendapatkan 35 pertanyaan mengenai kronologi dari sebelum pertemuan sampai saat mereka bertemu dengan Luthfi, hingga kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh sang sopir, Fadilla alias FD.

Selepas dari pemeriksaan ini, Bayu mengatakan, pihaknya akan menunggu proses lebih lanjut dari Polda Sumsel. Mereka pun berkomitmen akan bersikap kooperatif dengan pihak penegak hukum apabila harus dipanggil dan diperiksa lagi.

Sementara itu, dengan wajah tertunduk lesu, Sri Meilina alias Lina akhirnya memutuskan untuk meminta maaf kepada Muhammad Luthfi Hadhyan di hadapan awak media.

Dalam pengakuannya, dia merasa bersalah atas kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh sang sopir, Fadilla alias FD, hingga menyebabkan Luthfi harus menjalani perawatan intensif akibat luka lebam dan cakaran di wajah serta leher Luthfi.

“Saya atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf sebesar-besarnya kepada ananda Luthfi atas kejadian pemukulan yang dilakukan sopir saya atas nama Fadilla, dan saya juga memohon maaf sebesar-besarnya kepada orangtua Luthfi,” kata Lina. (*)

Tombol Google News

Tags:

siasat dokter koas lady sri meilina Media Palembang pemeriksaan