KETIK, SURABAYA – Dalam upaya membangun kembali budaya komunikasi langsung dan mengurangi ketergantungan pada perangkat elektronik, pemerintah mengkampanyekan peraturan Stop Phubbing (Phone Snubbing) atau 'stop mengabaikan orang lain demi ponsel'. Kampanye ini akan digalakkan pada awal tahun 2025.
Peraturan ini bertujuan untuk menekan kebiasaan masyarakat yang sering mengabaikan interaksi tatap muka karena terlalu fokus pada gadget.
Phubbing, yang merupakan istilah untuk tindakan mengabaikan orang lain saat berinteraksi karena sibuk menggunakan ponsel, telah menjadi fenomena yang meresahkan.
Poin-Poin Penting Peraturan Stop Phubbing:
• Larangan Phubbing di Tempat Umum
Di restoran, taman, dan transportasi umum, penggunaan ponsel dibatasi untuk hal-hal penting seperti panggilan darurat.
• Kampanye Edukasi
Pemerintah akan meluncurkan kampanye nasional bertajuk “Matikan Ponsel, Hidupkan Kebersamaan” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
• Sanksi Ringan
Pelanggaran di ruang publik akan dikenai teguran atau denda ringan untuk memberikan efek jera tanpa menimbulkan beban berat pada masyarakat.
• Penerapan di Lingkungan Pendidikan
Sekolah dan universitas diharuskan menciptakan lingkungan belajar bebas phubbing, seperti mengatur zona larangan ponsel.
Ilustrasi phubbing. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Menurut penelitian yang dilakukan Kementerian Sosial, kebiasaan phubbing terbukti berdampak negatif pada hubungan interpersonal, produktivitas, dan kesehatan mental. Oleh karena itu, langkah ini diharapkan dapat membawa perubahan positif pada pola komunikasi masyarakat.
Beberapa pihak menyambut baik peraturan ini, meski ada pula kritik dari kalangan tertentu yang menilai kebijakan ini membatasi kebebasan individu. Namun, pemerintah optimis, dengan kerja sama semua pihak, peraturan ini dapat diterapkan secara efektif demi membangun budaya komunikasi yang lebih sehat.
Penerapan awal akan fokus pada edukasi, dan evaluasi akan dilakukan setelah enam bulan untuk memastikan efektivitas kebijakan. Masyarakat diimbau untuk mulai mempraktikkan perilaku menghargai lawan bicara, baik di lingkungan keluarga maupun sosial.(*)