Strategi Parenting Bersama Kunci Penting Wujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Mustopa

17 Oktober 2023 11:26 17 Okt 2023 11:26

Thumbnail Strategi Parenting Bersama Kunci Penting Wujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak Watermark Ketik
Lokakarya Penguatan Strategi Pengasuhan Bersama Berbasis Desa untuk mewujudkan DRPPA di Tanoker Ledokombo, Jember, Selasa (17/10/2023) (Foto: Tanoker)

KETIK, JEMBER – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia, mencatat 43% jumlah penduduk Indonesia tinggal di desa. Sekitar 49,5% adalah perempuan, 30,1% diantaranya anak di bawah usia 18 tahun.

Perempuan dan anak merupakan aset penting demi terwujudnya Indonesia Emas 2045 mendatang. Pemerintah pusat terus menggencarkan upaya pendampingan dan pengembangan sumberdaya dari tingkat dasar melalui program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).

DRPPA merupakan model program peningkatan pemberdayaan perempuan berperspektif gender, peningkatan peran ibu/keluarga dalam parenting, penurunan kekerasan perempuan dan anak, penurunan pekerja dan pencegahan perkawinan anak. 

“Harapannya DRPPA dapat memperkecil kesenjangan gender serta meningkatkan peran aktif perempuan terutama dalam bidang politik, pengambilan keputusan, dan ekonomi,” jelas Farha Ciciek, Direktur Komunitas Tanoker saat memberi pengantar kegiatan “Lokakarya” Penguatan Strategi Pengasuhan Bersama Berbasis Desa di Kecamatan Ledokombo, Jember pada Selasa(17/10/23)

Kegiatan Lokakarya ini dinilai penting mengingat banyaknya perempuan yang melakukan migrasi ke kota-kota besar bahkan ke luar negeri. Tak sedikit yang meninggalkan anak-anaknya di kampung halaman untuk diasuh oleh anggota keluarga lain.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia, jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebanyak 3,44 juta orang pada tahun 2022. Jika diasumsikan setiap pekerja migran rata-rata meninggalkan dua orang di keluarganya, maka diperkirakan ada 6,88 juta anak yang tumbuh kembangnya tanpa didampingi orang tua secara utuh. 

Akhirnya hak anak untuk mendapat pengasuhan dari ibu dan keluarga inti tidak dapat terpenuhi. Hal itu menjadi fokus utama dalam peningkatan peran ibu/keluarga dalam parenting.

“Lokakarya ini digagas dan bertujuan untuk memetakan potensi, tantangan, serta merefleksikan beragam pengasuhan yang berbasis desa untuk mendukung desa ramah perempuan dan peduli anak di berbagai wilayah utamanya di tiga kabupaten yakni, Jember, Bondowoso dan Banyuwangi,” imbuh perempuan asal Ambon itu.

Menurut Ciecik, pengasuhan itu adalah tanggungjawab bersama. Memfasilitasi tumbuh kembang anak PMI bukan hanya tanggungjawab ibu atau keluarga. 

Namun menjadi tanggung jawab semua elemen, gotong royong semua pihak, baik warga sekitar maupun lembaga terkait, sehingga nantinya mampu menghasilkan generasi yang unggul. “Diperlukan satu desa bahkan lebih untuk mengasuh anak-anak,” tutupnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak pola asuh bersama parenting Tanoker Ledokombo Jember PMI Pekerja Migran Indonesia