KETIK, SURABAYA – Saat muda, namanya sangat dikenal di kalangan aktivis Jawa Timur. Di dunia demokrasi, sepak terjangnya tak diragukan, terlebih di posisinya sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur ketika itu.
Cak Suli, begitu ia biasa disapa. Pria kelahiran 30 Januari, 58 tahun silam. Belum lama ini, ia dinobatkan sebagai doktor bidang ilmu manajemen. Nama lengkapnya Dr. H. Suli Da’im, S.Pd.,S.M.,M.M.
Pada Pemilihan Umum 2024, ia kembali duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur. Cak Suli merebut kembali kursinya yang sempat lepas pada Pemilu tahun 2019 silam.
Meski sempat gagal, ia rupanya pantang menyerah. Ia pun kembali nyaleg di daerah pemilihan (dapil) Jatim 9, yakni Ponorogo, Ngawi, Pacitan, Magetan dan Trenggalek yang merupakan dapil lamanya.
Suli Da’im sukses melenggang ke Indrapura setelah data hasil rekapitulasi suara menempatkan satu kursi dari 12 kursi yang diperebutkan.
Ketua Korwil Fokal IMM Jatim itu sebenarnya bukanlah orang baru di jajaran wakil rakyat. Pria asal Lamongan itu tercatat pernah menjabat sebagai anggota DPRD Jatim dua periode, yakni 2004-2009 sebagai Wakil Ketua Komisi A dan Anggota Komisi C, kemudian pada 2014-2019 sebagai Wakil Ketua Komisi E.
Suli Da’im juga dikenal sebagai loyalis di pergerakan Muhammadiyah. Selain pernah duduk di kursi ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jatim, ia tercatat pernah sebagai orang nomor satu di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jatim.
Saat ini, posisinya di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah juga sebagai Wakil Ketua Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi (MPID). Pada periodesasi 2015-2022, namanya tercatat sebagai Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP).
Meskipun usainya setengah abad lebih, namun semangat anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Jatim itu menambah ilmu tak kenal lelah. Ia berhasil menyelesaikan studi S3 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya awal tahun 2025.
“Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikan S3 jurusan Ilmu Manajemen. Sebenarnya, saya ingin memberikan edukasi pada anak-anak bahwa menuntut ilmu itu tidak ada batasan usia,” ujar Wakil Ketua DPW PAN Jatim tersebut.
Anggota Komisi E DPRD Jatim Suli Da'im. (Foto: Tim Suli Da'im)
Di bidang politik, menurut dia selalu berkaitan dengan kekuasaan. Juga sebagai ruang menyampaikan ide-ide, gagasan-gagasan dan usul-usul bagi kesejahteraan rakyat dan kemajuan Indonesia.
Politik, dikatakannya juga berkaitan dengan advokasi terhadap kepentingan-kepentingan masyarakat, untuk memperjuangkan hak-hak rakyat.
“Karena sesungguhnya jalur politik itu yang menjadi pilihan utama ketika menyangkut keberpihakan kita untuk memperjuangkan rakyat,” kata pria berkacama mata itu.
Muhammadiyah, lanjut Cak Suli, harus memberikan dukungan kader-kadernya yang bertebaran di partai politik itu sehingga organisasi bisa ikut memastikan bahwa pembentukan regulasi itu berpihak kepada rakyat.
“Muhammadiyah hanya perlu memfasilitasi kader-kadernya itu untuk berjuang di jalur politik untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.
Cak Suli berkomitmen mewakafkan diri untuk berjuang dan menebar kemanfaatan bagi masyarakat luas. “Kalau orang-orang yang duduk itu adalah orang-orang yang berasal dari aktivis pergerakan, Insya Allah akan membawa kebaikan,” tuturnya.
Alumnus Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menegaskan kesiapannya untuk terus bersinergi dan membangun kolaborasi demi memajukan dapilnya.
“Kami akan terus bersinergi dan bersilaturahim bersama saudaraku di Kabupaten Ponorogo, Magetan, Ngawi, Pacitan serta Trenggalek,” kata Cak Suli. (*)
