Tarawih di Masjid Istiqlal, Wapres KH Ma'ruf Amin: Bulan Ramadan Waktunya Panen Pahala

Editor: Naufal Ardiansyah

2 April 2024 15:46 2 Apr 2024 15:46

Thumbnail Tarawih di Masjid Istiqlal, Wapres KH Ma'ruf Amin: Bulan Ramadan Waktunya Panen Pahala Watermark Ketik
Wapres RI KH Ma'ruf Amin saat tausiah sebelum dimulai salat tarawih di Masjid Istiqlal Jakarta. (Foto: Naufal/Ketik.co.id)

KETIK, JAKARTA – Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin menjalani salat tarawih ramadan malam ke-23 di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa (2/4/2024). Sebelum dimulai salat tarawih, RI 2 memberikan tausiah di hadapan ribuan jemaah.

KH Ma'ruf Amin menyampaikan soal keistimewaan bulan ramadan. Puasa adalah ibadah spesial karena berbeda dengan ibadah yang lain.

Sebab, kata KH Ma'ruf, puasa itu ibadah yang dilakukan secara samar. Tidak kelihatan antara orang puasa dan tidak. Berbeda dengan ibadah lainnya. Misal salat, kelihatan gerakannya.

"Orang berakat kelihatan. Haji apalagi. Kadang-kadang diarak, dijemput, disambut. Kalau puasa tidak ada. Pantas jika puasa diberi pahala ibadah yang sangat spesial," ucapnya.

Ibadah puasa dipersembahkan khusus untuk Allah. Amal ibadah lainnya yang dilakukan di bulan suci ramadan akan dilipatgandakan oleh Allah.

"Orang yang memberikan buka orang puasa itu pahalanya sama seperti orang puasa. Kalau mau panen pahala di bulan puasa ini waktunya," jelasnya.

Lebih lanjut, bulan suci ramadan juga terdapat malam lailatul qadar yang diyakini terjadi antara 10 malam terakhir bulan ramadan.

"Malam itu adalah malam yang punya nilai tinggi. Dalam satu riwayat, malaikat turun ingin melihat sesuatu yang tidak ada di langit yaitu sesuatu yang lebih dicintai oleh Allah daripada teriakan orang bertasbih. Apa itu, tangisan orang yang berdosa lebih disukai oleh Allah daripada teriakan orang bertasbih. Itu hadis qudsi," bebernya.

Pada 10 malam terakhir, sambung KH Ma'ruf, banyak orang berdosa menangis. Malaikat turun. Di langit tidak ada yang menangis. Semua bertasbih. Yang menangis hanya di bumi. Di sini lah malaikat turun ingin mendengarkan.

"Namun, apakah yang berdosa itu yang meninggalkan solat? Tidak. Justru yang berbuat baik merasa lebih banyak dosanya. Yakni dosa batin," katanya.

KH Ma'ruf menyampaikan ungkapan yang mengatakan, bagi orang baik itu kebaikan. Misalnya sudah salat 5 waktu, tapi untuk orang kelasnya muqorrobin, hal itu justru itu jelek.

"Cuma segitu itu jelek. Karena itu dia merasa kurang. Merasa kurang syukurnya, kurang sempurna ibadahnya," terangnya.

Dijelaskan KH Ma'ruf, ada orang-orang yang melaksanakan ibadah tapi hatinya selalu takut. Sampai suatu ketika Siti Aisyah bertanya ke Rasulullah. Apa orang-orang yang seperti itu dulunya orang berzina, minum khamer, tidak solat.

Kata Rasul bukan. Mereka puasa, tidak pernah tinggal solat, kalau ada urusan kebaikan paling di depan. Tapi kenapa menangis? Mereka takut kalau ibadahnya tidak diterima oleh Allah.

Sebab itu, saat malam Lailatul Qadar banyak orang menangis di Masjid, musola, di rumah, karena malaikat ingin melihat orang-orang menangis. Orang-orang menangis lebih baik daripada teriakan orang-orang bertasbih.

"Pemandangan itu menjadi begitu bernilai pada malam lailatul qodar. Kita bersyukur menemukan bulan ramadan tahun ini. Semoga allah menerima ibadah kita, mengampuni taubat kita," pungkas Wapres KH Ma'ruf Amin. (*)

Tombol Google News

Tags:

kh ma'ruf amin Wapres RI Wakil Presiden masjid Istiqlal Ramadan Keistimewaan ramadan
04. Home Sidebar 1
06. Home Sidebar 3 04. Home Sidebar 1