KETIK, JAKARTA – Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentras) RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mendorong generasi muda untuk aktif berorganisasi baik organisasi dalam maupun luar sekolah.
"Hal demikian penting sebab pengetahuan kepemimpinan dan kemasyarakatan tidak diperoleh di bangku sekolah. Karena itu, saat kuliah, ikut organisasi juga sangat penting," kata Viva Yoga saat memberikan materi Latihan Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Tingkat Nasional, Minggu 27 April 2025.
Dalam acara yang dikemas dalam Parlemen Pelajar 2025, yang digelar di Depok, Jawa Barat pada 24-27 April itu, Viva memberikan materi tentang kepemimpinan, keorganisasian, dan ilmu politik namun mereka juga mempraktekan sidang-sidang di DPR.
Kegiatan ini bekerja sama dengan DPR, diikuti oleh 100 peserta yang datang dari berbaga provinsi seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Papua dan lain-lain.
Viva mengatakan, ilmu tentang kepemimpinan dan kemasyarakatan yang diperoleh dari organisasi tak bisa diserap dalam waktu yang singkat.
"Perlu waktu yang intensif, kesabaran, dan ketekunan”, ujarnya. Di sinilah menunjukan beroganisasi tak bisa dilakukan secara instan atau cepat," ujar Viva.
"Berbagai ilmu dari organisasi ini tidak kita dapatkan dari bangku sekolah," sambung pria asal Lamongan, Jawa Timur ini.
Menurut dia, bila aktif berorganisasi, generasi muda tak hanya memperoleh ilmu yang tidak ada di bangku sekolah atau kuliah, namun ia juga akan bertemu dengan berbagai tokoh politik maupun masyarakat.
"Saat mengikuti Parlemen Pelajar, kalian bisa bertemu dengan anggota DPR secara langsung," katanya.
Namun, Wakil Ketua Umum PAN ini mengingatkan, menjadi aktivis itu berat dan penuh tantangan. Sebab, di saat pelajar atau mahasiswa lain santai atau main media sosial, seorang aktivis harus berdiskusi, rapat dan membahas program kerja.
Tak hanya itu, para aktivis akan menjadi manusia yang asing di lingkungannya, karena pikirannya out of the box. Pikiran out of the box inilah membuat pelajar atau mahasiswa kerap berdiskusi berbagai masalah mulai dari filsafat, politik, ideologi, ekonomi, dan agama.
Meski mendorong generasi muda aktif berorganisasi, namun dirinya juga mengingatkan agar mereka tetap tekun dan serius dalam belajar baik di sekolah maupun kuliah.
Bila kuliah di fakultas hukum maka harus mampu memahami ilmu-ilmu hukum. Demikian pula saat kuliah di fakultas ekonomi, kedokteran, teknik, maupun fakultas dan jurusan lainnya.
"Ilmu-ilmu yang bersifat fakultatif inilah yang akan meniadi dasar dalam kehidupan untuk mencari kerja," katanya.
Untuk menambah wawasan keilmuan, maka diharapkan pelajar dan mahasiswa juga berpikir holistik komprehensif. Caranya dengan membaca berbagai macam buku di luar fakultatifnya seperti buku tentang ideologi, politik, ekonomi, agama, dan lain sebagainya.
"Perpaduan inilah yang akan membuat wawasan kita menjadi luas," ujar mantan Ketua HMI Cabang Denpasar itu.
Modal yang didapat dari sekolah, kuliah, dan berorganisasi inilah yang menjadi bekal bila mau menjadi politisi dan masuk partai politik.
"Meski selama ini orang masuk partai politik niatnya macam-macam. Ada yang niatnya pragmatis, tapi ada pula niatnya memperjuangkan kepentingan rakyat. Ini tujuan kita ikut berorganisasi, adalah memperjuangkan kepentingan rakyat," tegasnya.
Ia mengatakan, di DPR periode 2024-2029 ada delapan partai politik (parpol). yang lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen. Yakni PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Nasdem, PKB, PKS, PAN, dan Partai Demokrat.
"Partai-partai itu yang lolos parliamentary threshold inilah yang saat memperjuangkan kepentingan rakyat di parlemen, yang dituangkan menajdi kebijakan pemerintah," paparnya.
Viva menegaskan, hadirnya parpol menjadi itu wujud di Indonesia ada demokrasi. Sebab. tidak ada negara demokrasi tanpa partai politik. Indonesia sebagai negara demokrasi, maka setiap orang dapat mendirikan parpol asalkan memenuhi syarat.
"Syarat untuk mendirikan partai, ia harus memiliki ideologi yang jelas, struktur organisasi sampai desa, ada kaderisasi, memiliki program kerja yang memberi manfaat bagi rakyat, pendanaan yang kuat, dan tumbuhnya demokrasi di internal partai," pungkasnya. (*)