KETIK, MALANG – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat memastikan penyerahan sapi kurban dari Presiden RI, Prabowo Subianto dilakukan tanpa arak-arakan. Hal tersebut sebagai bagian untuk mengantisipasi potensi kerawanan selama perayaan Iduladha 2025.
Wahyu menjelaskan penyerahan akan dilakukan secara simbolik pada Kamis, 5 Juni 2025. Setelah itu sapi dibawa ke rumah pemotongan hewan (RPH). Proses pemotongan atau penyembelihan hewan kurban akan dilakukan usai pelaksanaan salat Iduladha pada Jumat, 6 Juni 2025.
"Tidak ada arak-arakan. Jadi saya serahkan besok, seremonial karena segera dilaporkan ke Presiden, H-1. Saat Iduladha kita bawa ke RPH untuk dipotong. Setelah itu pembagiannya kita berikan lagi ke Masjid Jami," ujarnya, Rabu, 4 Juni 2025.
Wahyu juga telah meminta seluruh perangkat daerah dan kepolisian untuk membantu antisipasi potensi kerawanan. Terlebih Iduladha 2025 bertepatan dengan momen libur panjang.
"Iduladha besok masuk dalam hari libur panjang, perlu kita antisipasi kemungkinan yang akan timbul. Baik dari kesehatan hewannya, harga bahan pokoknya, tingkat kriminalitasnya, lalu lintas dan lain-lain," lanjutnya.
Wahyu sempat mendapatkan laporan dari Kantor Kemenag Kota Malang terkait potensi kerawanan. Dikatakan bahwa salah satu masjid di Balearjosari sempat terjadi konflik terkait kepengurusan. Meski kini persoalan tersebut telah diatasi namun tetap diperhatikan sisi keamanannya.
"Ini semua kita bahas, duduk bersama agar penanganan baik tingkat kota, kecamatan sampai kelurahan bisa dilakukan dengan baik. Kemungkinan terjadi permasalahan bisa kita minimalisir," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono, mengatakan bahwa pemantauan kesehatan hewan kurban terus dilakukan. Selama dua hari kemarin, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 120 lapak penjualan hewan kurban.
"Sampai hari ini petugas dari Dispangtan dan mahasiswa FKH UB masih berkeliling. Jumlah sapi yang diperiksa sekitar 145 ekor, kambing 4039 ekor dan 168 domba, total 4352 hewan," ujar Anton.
Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya indikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun LSD. Hanya saja terdapat beberapa sifat penyakit individu yang tidak menular.
"Kemarin ditemukan beberapa sifat penyakit individu bukan menular. Itupun kami sarankan ditukar atau dikembalikan ke daerah asal. Hewan dari beberapa wilayah yang masuk ke sini asal membawa SKKH dilengkapi sudah vaksin satu kali sehingga ternak dipastikan sehat," tutupnya.(*)