Wamen Giring Sebut AI Adalah Spesies Organik, Lebih Cerdas dari Manusia

29 April 2025 21:20 29 Apr 2025 21:20

Thumbnail Wamen Giring Sebut AI Adalah Spesies Organik, Lebih Cerdas dari Manusia
Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Giring Ganesha saat mengisi Kuliah Umum Unair. (Foto: Humas Unair)

KETIK, SURABAYA – Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Giring Ganesha, kembali menarik perhatian publik dengan pernyataannya yang kontroversial mengenai kecerdasan buatan (AI).

Giring menyebut AI sebagai spesies organik yang lebih cerdas daripada manusia.

Ia membandingkan kemunculan AI dengan revolusi teknologi sebelumnya seperti bom atom, namun menilai bahwa dampak AI terasa lebih langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contoh adaptasi yang disebutkannya adalah tren masyarakat menggunakan AI untuk membuat ilustrasi bertema budaya populer, seperti gambar Lebaran dalam gaya animasi Ghibli atau mainan.

"Saat membuat lagu dengan AI, rasanya ada yang hilang, tidak ada jiwanya,” ungkapnya saat Kuliah Umum di Universitas Airlangga ditulis pada Selasa 29 April 2025.

Namun, Giring menekankan bahwa AI tidak bisa sepenuhnya menggantikan keaslian karya manusia. Ia mencontohkan karya maestro Indonesia seperti Basuki Abdullah, Raden Saleh, dan Affandi. Menurutnya, penggunaan AI sebaiknya hanya dijadikan alat bantu referensi dalam proses kreatif.

"Ketergantungan berlebihan pada teknologi bisa membuat kita kehilangan kreativitas," tegasnya. 

Selain berbicara mengenai dampak AI, Giring juga membahas arah kebijakan nasional terkait teknologi ini. Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan lima prioritas dalam pengembangan AI, yaitu pendidikan talenta digital, pelayanan kesehatan, pembangunan kota pintar, reformasi birokrasi, dan ketahanan pangan.

Ia menekankan bahwa penggunaan AI harus tetap berlandaskan prinsip etika, tidak boleh digunakan untuk menyebarkan kebencian, dan harus berorientasi pada pembangunan.

Giring menambahkan bahwa dalam bidang kebudayaan, AI dapat digunakan untuk pelestarian dan pengembangan warisan budaya secara inovatif.

Ia mengajak para mahasiswa, khususnya Ksatria Airlangga, untuk aktif menjaga kreativitas dan nilai budaya di tengah perubahan zaman.

"Saya menganggap bahwa AI fifty-fifty. Karna mereka lebih pintar dan lebih cepat dari manusia, tapi kita sebagai manusia harus bisa beradaptasi," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Universitas Airlangga Giring Ganesha AI Giring AI species AI Wakil Menteri Kebudayaan Kuliah Umum