KETIK, SURABAYA – Dunia akademik tak selalu kaku dan penuh teori. Buktinya, salah satu dosen Universitas Ciputra (UC) Surabaya justru melahirkan karya sastra yang menyentuh jiwa.
Novel berjudul "Warisan Dua Dunia" ini tak hanya menawarkan cerita, tapi juga menyimpan pesan mendalam tentang identitas, tradisi, dan pergulatan batin manusia modern.
Ditulis oleh Dr. Shienny Megawati Sutanto, Dosen Desain Komunikasi Visual, novel ini menyuguhkan kisah penuh makna mengenai budaya Tinghoa.
Shienny menceritakan, dalam novel Warisan Dua Dunia, ia mengajak pembaca masuk ke dunia fantasi yang kaya unsur budaya peranakan.
Ia banyak terinspirasi dari masa kecilnya yang tumbuh dekat dengan Klenteng Hok An Kiong di Surabaya.
"Inspirasi saya dari pengalaman masa kecil. Karena dulu saya sering menemani mama ke situ (Klenteng An Kiong). Itu saya gunakan untuk tokoh utamanya dan latarnya," kata Shienny ketika ditemui di UC pada Selasa 15 April 2025.
Mengenai kesulitan pembuatan novel ini, Shienny mengungkapkan karena harus melakukan research tentang budaya Tionghoa di Surabaya.
Selain itu, tantangan lainnya adalah menyatukan fiksi dengan budaya yang sudah ada.
“Menulis budaya itu butuh waktu dan riset yang dalam, supaya pembaca bisa menikmati tanpa merasa digurui,” tutur Shienny.
Para mahasiswa yang tertarik membaca Novel Warisan Dua Dunia. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Meski sibuk mengajar, Shienny tetap menyempatkan diri menggambar 18 ilustrasi untuk novel ini. Salah satu bagian tersulit adalah menggambarkan 12 shio dan arsitektur klenteng dalam gaya kartun khasnya.
"Untuk pembaca digital, saya juga bikin versi e-book-nya hadir penuh warna. Sementara versi cetak tetap tampil kece dalam hitam-putih," jelasnya.
Ia berharap, hadirnya novel Warisan Dua Dunia bisa jadi jembatan bagi generasi muda untuk mengenal budaya Tionghoa-Indonesia dengan cara yang lebih seru dan menarik.
“Lewat cerita fantasi, saya ingin budaya bisa terasa fun. Harapannya, anak-anak muda bisa lebih dekat dengan warisan budaya kita sendiri,” harapnya.(*)