Meski Jadi Calon Tunggal, Pengamat Ingatkan Eri dan Armuji untuk Tidak Santai

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Muhammad Faizin

15 Oktober 2024 16:50 15 Okt 2024 16:50

Thumbnail Meski Jadi Calon Tunggal, Pengamat Ingatkan Eri dan Armuji untuk Tidak Santai Watermark Ketik
Calon tunggal Pilwali Surabaya, Eri Cahyadi dan Armuji. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Masa kampanye pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya telah berjalan kurang lebih 2 minggu sejak 25 September 2024 lalu. Namun pelaksanaan kampanye di Kota Surabaya tidak berjalan begitu meriah dan terlihat santai.

Menanggapi hal tersebut pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam mengatakan masa kampanye di Kota Surabaya yang terlihat adem ayem merupakan resiko dari adanya calon tunggal. Hal tersebut yang membuat kampanye berjalan monoton, cenderung sepi, dan tampak tidak ada gairah. 

"Ya resiko paslon melawan kotak kosong ya seperti itu kampanye akan monoton," jelas Surokim kepada Ketik.co.id, Selasa 15 Oktober 2024.

Akan tetapi pria yang juga menjabat sebagai peneliti senior SSC tersebut menuturkan walaupun hanya memiliki satu paslon, harusnya kampanye tetap berjalan dengan ramai dan penuh gairah. 

Biar bagaimana pun paslon tunggal yakni Eri Cahyadi dan Armuji tetap harus bergerilya menyapa para pemilih yang ada di Kota Surabaya. Mereka harus mempromosikan program dan visi misinya jika kembali terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota periode 2024-2029.

"Tetap harus semangat dan gas poll tidakk boleh lengah. Bagaimanapun perly utk terus menyapa pemilih secara langsung," tambahnya.

Walaupun hanya terdiri dari satu paslon akan tetapi potensi masyarakat memilih kotak kosong tetap ada, dan motifnya beragam. Oleh sebab itu pelaksanaan kampanye yang lebih masif dapat menghindari munculnya sentimen negatif.

"Karena pemilih kotak kosong itu motifnya bisa beragam dan macem2 dan itu hrs disadari dan diwaspadai agar tdk ada sentimen negatif," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

pilkada Pilwali kampanye Monoton   pengamat politik Surokim Abdussalam Kotak Kosong