KETIK, SIDOARJO – Banjir masih melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Sidoarjo. Genangan terlihat di beberapa lokasi. Seperti Desa Pepelegi, Desa Tambak Sumur, Perumahan Wisma Tropodo, Griyo Mapan, serta Perumahan Pondok Tjandra.
Pondok Tjandra dilaporkan menjadi wilayah dengan genangan air tertinggi. Berikutnya Perumahan Wisma Tropodo dan Griyo Mapan. Plt Bupati Sidoarjo Subandi meninjau titik-titik banjir di Pondok Tjandra (26/12/2024). Dia memastikan Pemkab Sidoarjo telah melakukan berbagai upaya untuk menangani situasi ini.
Salah satu blok di Perumahan Pondok Tjandra yang banjir akibat luapan sungai dan rob pada Kamis (26 Desember 2024). (Foto: Dimas Maulana/Ketik.co.id)
”Kami sudah datangkan pompa dan dua mobil penyedot agar dua hari ini banjir selesai. Posko kesehatan akan disiapkan untuk wilayah Pondok Tjandra. Harapan kami, ini bisa membantu warga yang terdampak langsung,” ujarnya.
Subandi menekankan bahwa pembangunan di wilayah rawan banjir harus sesuai dengan standar peil banjir. Misalnya, ketinggian lantai minimal bangunan. Agar air tidak masuk rumah warga.
”Pembangunan di daerah timur harus sesuai peil banjir. Kalau tidak sesuai, yang rugi adalah masyarakat. Kami akan instruksikan Dinas Perkim untuk memastikan pembangunan memenuhi standar ini. Jika tidak, proyek tersebut akan dihentikan,” tegasnya.
Subandi juga menjelaskan pentingnya program normalisasi saluran air untuk mengatasi banjir di Sidoarjo. Normalisasi akan terus berjalan sekalipun di luar musim hujan dan tidak terjadi banjir.
Pemkab Sidoarjo berfokus pada normalisasi saluran air dan akan memperbesar anggaran pada tahun 2026. Tapi, yang penting, ini bukan tugas pemerintah saja. Camat, kepala desa, dan masyarakat harus bergerak bersama.
”Kalau ada enceng gondok, warga jangan hanya menunggu dinas PU, tapi harus gotong-royong membersihkannya,” ungkap Subandi.
Sebagai upaya jangka panjang, pembangunan dam dan embung juga menjadi prioritas. Salah satu lokasi yang direncanakan adalah di Desa Tambak Sawah. Embung itu diharapkan mampu membantu mengatasi banjir rob dan banjir luapan sungai di wilayah timur.
”Harapan kami, adanya dam besar ini nanti mengurangi air laut yang masuk. Dam akan ditutup dan airnya dikeluarkan menggunakan pompa besar. Normalisasi akan terus dilakukan. Dan, ini harus jadi gerakan bersama,” tegas Subandi. (*)