KETIK, MALANG – Sebanyak 16 peserta difabel akan mengikuti UTBK di Universitas Brawijaya (UB) pada 23 April hingga 3 Mei 2025. Untuk memenuhi kebutuhan peserta difabel, pihak kampus akan menyiapkan tim pendamping.
Pengawas ujian dengan keterampilan pendampingan akan disiapkan selama pelaksanaan UTBK oleh Subdirektorat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif (SLDPI) Universitas Brawijaya.
Ketua SLDPI UB Zubaidah Ningsih menjelaskan pendampingan yang diberikan bekerja sama dengan tim petugas lapang di lokasi ujian tiap peserta.
“Pendampingan dilakukan dengan pemetaan akomodasi yang dibutuhkan, misal untuk disabilitas netra, apakah low vision ataukah netra total," ujarnya, Rabu 9 April 2025.
Dari 16 peserta UTBK, merupakan penyandang disabilitas daksa, rungu, dan juga netra. Zubaidah mencontohkan, untuk difabel netra dengan low vision memerlukan bantuan untuk setting tampilan di komputer.
"Low vision perlu dibantu pengesetan tampilan di komputer supaya lebih jelas terlihat. Misal menggunakan font lebih besar, background gelap tulisan terang. Kalau disabilitas netra total, bisa dengan memastikan materi ujian terbaca dengan screen reader atau tidak," lanjutnya.
Untuk difabel daksa, perlu bantuan dalam mobilitas, maupun teknis pengerjaan soal. Sedangkan untuk difabel tuli, cenderung lebih mandiri dalam mengerjakan soal.
"Tapi masih perlu dibantu khususnya dalam memahami aba-aba dari pengawas. Agar mereka dapat informasi berbasis suara seperti peringatan waktu tersisa dan lainnya," tuturnya.
Kendari demikian dipastikan bahwa pendamping tidak akan terlibat dalam pengerjaan soal. Mengingat pendamping hanya bertugas untuk membantu selama teknis pelaksanaan ujian.
Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik Arif Hidayat menjelaskan UB menjadi salah satu perguruan tinggi yang ditujuk menyelenggarakan UTBK untuk difabel.
“Kita menyiapkan satu ruangan bagi peserta difabel di Ruang Lab 1 gedung FISIP," katanya.
Difabel netra berada di sesi 3 UTBK, berbeda dengan difabel daksa dan tuli yang dibedakan beberapa sesi.
"Khusus penyandang disabilitas netra karena perlu peralatan khusus hanya di sesi 3 saja. Untuk difabel lain tidak memerlukan peralatan khusus, hanya akses menuju ruangan yang ramah difabel,” pungkasnya.(*)