Cegah Perundungan di Ruang Digital, Tim Pengmas Ilmu Pemerintah UB Berikan Edukasi

26 Mei 2025 16:30 26 Mei 2025 16:30

Thumbnail Cegah Perundungan di Ruang Digital, Tim Pengmas Ilmu Pemerintah UB Berikan Edukasi
Tim Pengabdian Masyarakat Ilmu Pemerintah UB berfoto bersama usai memberikan edukasi bahaya perundungan di ruang digital. (Foto: Tim Pengmas UB)

KETIK, MALANG – Meningkatnya kasus perundungan atau bullying di ruang digital menjadi perhatian Universitas Brawijaya (UB). Mencegah terjadinya hal itu, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Ilmu Pemerintah UB melakukan edukasi.

Pemberian Edukasi mengambil tema "Meningkatkan Resiliensi Anak di Era Digital" oleh tim Pengabdian Masyarakat Ilmu Pemerintahan UB, dilakukan Senin, 26 Mei 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada orang tua, guru dan komunitas pendidikan agar lebih siap menghadapi tantangan dunia digital, khususnya dalam menjaga kesehatan mental dan emosional anak.

Dosen Ilmu Pemerintahan UB, Tia Subekti SIP, MA selaku pemateri utama menyampaikan, bahwa fenomena perundungan digital kian meningkat. Hal ini seiring semakin intensifnya anak-anak mengakses ruang digital, yang mencakup media sosial, aplikasi hingga platform online lainnya. 

"Ruang digital sendiri merupakan lingkungan interaktif berbasis teknologi yang memungkinkan aktivitas komunikasi, pembelajaran, hingga ekspresi diri secara online," ujarnya.

Ruang digital ini kata ia, telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern karena memungkinkan terjadinya kolaborasi dan pertukaran pengetahuan secara luas.

"Bahwa kehidupan anak-anak saat ini tidak dapat sepenuhnya dilepaskan dari ruang digital," sebutnya.

Menurut Tia, banyak kebutuhan belajar, eksplorasi kreativitas hingga pengayaan literasi yang kini tersedia secara online. Namun, ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam membatasi durasi penggunaan, menyaring konten serta membuka ruang komunikasi yang terbuka dengan anak.

"Yang perlu dilakukan bukan melarang anak dari ruang digital, tapi bagaimana kita bisa mengelola penggunaannya dan meningkatkan resiliensi mereka," ucapnya.

Tia juga menambahkan bahwa sekolah memiliki peran penting dalam mewujudkan lingkungan yang aman bagi anak. Hal ini bisa dilakukan melalui pelarangan penggunaan gawai di lingkungan sekolah, serta menyisipkan edukasi mengenai penggunaan internet secara sehat ke dalam kegiatan belajar mengajar. 

“Kerja sama yang baik antara guru, orang tua, dan komite sekolah sangat dibutuhkan agar anak-anak mendapatkan perlindungan maksimal baik di dunia nyata maupun di ruang digital,” paparnya.

Antusiasme peserta terlihat dari berbagai testimoni yang disampaikan setelah kegiatan berlangsung. Dwi Tariya Larasati, perwakilan dari paguyuban wali murid menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman orang tua tentang peran mereka di rumah.

“Oh saya kira sangat bermanfaat sekali yaa acaranya untuk menambah pengetahuan kita untuk menambah capability kita di rumah untuk sama anak-anak itu seperti apa, jadinya yaa sangat berguna sekali,” ungkapnya.

Ia juga berharap kegiatan serupa dapat diadakan secara rutin dengan topik yang berbeda-beda mengingat kompleksitas tantangan anak-anak masa kini.

Sementara itu, Citratul Alia, guru pendamping anak berkebutuhan khusus juga merasakan dampak positif dari kegiatan ini.

“Yang aku dapetin banyak sih ya, termasuk tadi cara meningkatkan kepercayaan diri anak. Terus bagaimana caranya kita menjadi pendengar yang baik karena belum tentu anak merasa didengar meski sudah bercerita,” tuturnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pengabdian Masyarakat Pengmas UB ilmu pemerintahan perundungan ruang digital