KETIK, MALANG – Kasus pernikahan dini di Kota Malang masih sering terjadi. Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang di Sistem Laporan Munakahat (Temanmu), terdapat 60 kasus perempuan yang menikah di umur kurang dari 19 tahun sepanjang tahun 2023.
Sementara itu, jumlah laki-laki yang menikah di usia kurang dari 19 tahun sekitar 14 orang. Hal tersebut tentunya menjadi perhatian tersendiri bagi Pemerintah Kota Malang, khususnya Kemenag.
Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton menjelaskan bahwa pihaknya tidak berharap angka pernikahan dini terus bertumbuh. Mengingat hal tersebut dapat menimbulkan dampak kurang baik, salah satunya dari segi kesehatan.
Tentu kami tidak berharap pernikahan di bawah umur itu ada. Karena nanti akan timbul masalah dari pernikahan di bawah umur," ujar Shampton saat ditemui pada Selasa (19/9/2023).
Jumlah laki-laki dan perempuan yang menikah dini pada 2023 cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2022. Jumlah kasus pernikahan dini di tahun 2022 yakni 111 orang perempuan, dan 25 orang laki-laki yang menikah di bawah umur 19 tahun.
Biasanya calon suami atau istri dapat menikah meskipun berusia kurang dari 19 tahun, karena mendapat dispensasi kawin dari Pengadilan Agama. Sayangnya, Shampton tidak dapat menjelaskan sebab dari diberikannya dispensasi kawin oleh Pengadilan Agama Kota Malang.
"Alasan dari pengajuan dispensasi, ada di Pengadilan Agama, tapi umumnya bisa karena married by accident," lanjutnya.
Kendati demikian Kemenag Kota Malang terus berupaya untuk menekan angka pernikahan dini di Kota Malang. Salah satunya dengan bimbingan bagi para remaja usia sekolah maupun remaja di usia menikah.
"Upaya yang kami lakukan adalah meminimalisir pernikahan usia dini seperti bimbingan remaja usia sekolah, kemudian bimbingan remaja usia nikah," ujarnya.
