Akses Terbatas bagi Perempuan, Finalis Putri Hijab Academy 2024 Nahdhiyyatussholiha Suarakan Kesetaraan

Jurnalis: Moh. Rusdi
Editor: Muhammad Faizin

24 Desember 2024 03:00 24 Des 2024 03:00

Thumbnail Akses Terbatas bagi Perempuan, Finalis Putri Hijab Academy 2024 Nahdhiyyatussholiha Suarakan Kesetaraan Watermark Ketik
Finalis Putri Hijab Academy 2024, Nahdhiyyatussholiha (Foto: Nadya for Ketik.co.id)

KETIK, CIREBON – Sebagai finalis Putri Hijab Academy 2024, Nahdhiyyatussholiha (19), sekaligus peraih prestasi Best Content Putri Hijab Academy Bandung Batch 5, Runner Up 2 of Event 213 Duta Muslimah Hijab 2024, Top 25 Duta Model Hijab Indonesia 2024, Best Student in Basic English Holiday of England Class, dan Graduate of Mr. Bob English Camp mengungkapkan perihal akses terbatas yang masih dialami perempuan di berbagai aspek kehidupan. 

Di zaman modern ini kata Nadya, meskipun sudah banyak kemajuan yang dicapai dalam perjuangan kesetaraan gender, namun kesenjangan antara perempuan dan laki-laki masih sangat terasa, terutama dalam bidang pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan partisipasi politik. 

Hal ini menjadi latar belakang utama ia memilih untuk mengadvokasi perempuan. Seiring dengan tantangan yang ada, ia menegaskan untuk berkomitmen menciptakan lingkungan yang lebih adil bagi perempuan di semua lini kehidupan.

"Salah satu hal utama yang perlu sama-sama kita lakukan adalah meningkatkan akses pendidikan yang lebih merata untuk perempuan, terutama di daerah-daerah yang masih terpinggirkan," kata Nadya kepada Ketik.co.id melalui keterangan tertulis, Senin (23/12/2024).

Menurut mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Prodi Pendidikan Bahasa Arab bahwa pendidikan merupakan kunci utama untuk memberdayakan perempuan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. 

"Tidak hanya itu, penting juga untuk memberikan pendidikan yang lebih inklusif, yang menghargai keberagaman latar belakang perempuan, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi diri tanpa terhambat oleh batasan sosial atau budaya yang ada," ujarnya.

Pemilik akun media sosial Instagram @ndyatsh dan Tiktok @ndyatsh sendiri yang berasal dari Cirebon, mencontohkan telah merasakan manfaat besar dari pendidikan yang dijalani di kampusnya di mana bisa membuka lebih banyak peluang untuk berkarier dan memberikan dampak positif bagi komunitas.

Selain pendidikan, ucap anak bungsu dari delapan bersaudara, akses perempuan di dunia kerja juga harus ditingkatkan. Di banyak tempat, perempuan masih sering kali terjebak dalam pekerjaan dengan gaji rendah atau pekerjaan yang dianggap tidak cocok untuk kalangan perempuan. 

Oleh karena itu tambah Nadya yang bekerja sebagai model freelance dan bisnis textile, bahwa perlu ada kebijakan yang mendukung kesetaraan upah, kesempatan yang sama dalam promosi karier, serta pembukaan ruang bagi perempuan untuk terlibat dalam posisi strategis di dunia kerja. 

"Sebagai contoh, saya yang saat ini aktif di dunia modeling dan juga menjalankan bisnis, merasa bahwa kesetaraan kesempatan sangat penting. Hal ini membuka lebih banyak peluang bagi perempuan untuk menunjukkan kapasitas mereka, baik dalam dunia profesional maupun wirausaha," imbuhnya.

Tantangan dan Harapan

Namun, perempuan yang hobi travelling, make a content, menonton film, dan mencoba hal baru ini juga menyadari bahwa tantangan utama dalam advokasi kesetaraan gender adalah budaya patriarki yang masih sangat kuat di berbagai tempat. 

"Banyak masyarakat yang masih memandang bahwa perempuan seharusnya hanya berperan di ranah domestik atau keluarga, sementara laki-laki di luar rumah. Hal ini tentu menjadi hambatan besar dalam mewujudkan kesetaraan," ungkapnya.

Oleh karena itu, dalam setiap langkah advokasinya, ia terus menyuarakan kepada masyarakat mengenai pentingnya kesetaraan dan mengubah cara pandang tersebut. Ia harus bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat, hingga sektor swasta, untuk menciptakan ruang yang lebih adil bagi perempuan.

"Saya juga ingin menekankan pentingnya platform seperti Putri Hijab Academy yang telah memberi kesempatan untuk belajar banyak hal, mulai dari teknik catwalk, foto, hingga berbicara di depan publik. Melalui platform ini, saya tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga memperluas wawasan mengenai dunia modeling dan bagaimana perempuan dapat memanfaatkannya sebagai alat untuk memberdayakan diri sendiri," tuturnya.

Oleh karena itu, lebih jauh ia sangat berharap agar ke depannya, lebih banyak perempuan yang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri mereka di berbagai bidang dan menginspirasi sesama perempuan lainnya.

Ia menyebut bahwa kesetaraan gender bukan hanya hak perempuan, tetapi hak semua dan sama-sama harus terus bekerja keras untuk mewujudkan dunia yang lebih adil dan setara bagi setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin. 

"Saya berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak perempuan dan berharap dapat menjadi sosok yang menginspirasi perempuan lainnya untuk berani bermimpi dan mengejar impian mereka. Mari bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih setara," tukasnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

perempuan Finalis Putri Hijab Academy 2024 Nahdhiyyatussholiha Kesetaraan