Begini Sikap Dewan Keamanan PBB atas Serangan Israel terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian

Kontributor: Ali Azhar
Editor: M. Rifat

15 Oktober 2024 13:35 15 Okt 2024 13:35

Thumbnail Begini Sikap Dewan Keamanan PBB atas Serangan Israel terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian Watermark Ketik
Foto BTR-80A UNIFIL dari Kontingen Indonesia saat parade di komplek Indonesia di Lebanon. (Foto: Kontingen Garuda/Wikimedia Commons)

KETIK, SURABAYA – Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinan yang kuat pada Senin (14/10/2024) atas serangan Israel yang menembaki dan melukai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon Selatan.

Pernyataan ini dikeluarkan di tengah meningkatnya intensitas pertempuran di wilayah tersebut.

Melansir dari AP News dan AAD Today, pernyataan ini merupakan yang pertama dari badan PBB tertinggi sejak dimulainya serangan Israel terhadap posisi pasukan penjaga perdamaian UNIFIL pekan lalu, yang telah menuai kecaman internasional.

Jean-Marie Lacroix, Kepala Penjaga Perdamaian PBB, mengatakan kepada wartawan bahwa Sekretaris Jenderal António Guterres telah mengonfirmasi pasukan penjaga perdamaian akan tetap di posisinya.

"Meskipun ada desakan dari Israel agar pasukan bergerak 5 kilometer ke utara selama invasi darat di Lebanon, kami tetap berkomitmen untuk menjalankan mandat kami," ujar Lacroix.

Israel telah meningkatkan kampanyenya melawan Hizbullah di Lebanon, melintasi perbatasan yang ditetapkan PBB.

Kedua pihak telah terlibat konflik sejak kelompok militan yang didukung Iran itu mulai menembakkan roket setahun lalu sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas di Gaza. Perang ini dipicu oleh serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

Pernyataan Dewan Keamanan, yang dibacakan oleh Duta Besar Swiss untuk PBB, Pascale Baeriswyl, selaku presiden Dewan Keamanan saat ini, mendesak semua pihak "untuk menghormati keselamatan dan keamanan personil UNIFIL dan gedung-gedung PBB".

Robert Wood, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, menyatakan kepada wartawan bahwa pernyataan dewan tersebut mengirimkan pesan kepada rakyat Lebanon.

"Ini menunjukkan bahwa dewan peduli, memperhatikan masalah ini, dan berbicara dengan satu suara," tegas Wood.

Dewan Keamanan juga menyatakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban sipil, hancurnya infrastruktur, dan meningkatnya jumlah pengungsi internal.

Dalam sebulan terakhir, lebih dari 1.400 orang di Lebanon, termasuk warga sipil, petugas medis, dan pejuang Hizbullah, tewas dan 1,2 juta orang mengungsi. Sementara itu, sekitar 60 warga Israel tewas dalam serangan Hizbullah tahun lalu.

Lacroix menambahkan bahwa lima penjaga perdamaian UNIFIL telah terluka dalam beberapa hari terakhir dan PBB telah mengajukan protes kepada Israel. Juru bicara Angkatan Darat Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, menegaskan bahwa Israel akan menyelidiki insiden tersebut.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyerukan agar UNIFIL mengindahkan peringatan Israel untuk mengungsi, menuduh mereka "menyediakan perisai manusia" bagi Hizbullah.

"Kami menyesalkan cedera yang menimpa tentara UNIFIL, dan kami melakukan segala upaya untuk mencegah cedera ini. Namun, cara sederhana dan jelas untuk memastikan hal ini adalah dengan mengeluarkan mereka dari zona bahaya," kata Netanyahu dalam sebuah video yang ditujukan kepada sekretaris jenderal PBB.

Lacroix menekankan pentingnya pasukan penjaga perdamaian tetap berada di posisinya. "Kami berharap akan ada kembalinya ke meja perundingan, dan bahwa pada akhirnya akan ada upaya nyata untuk menerapkan Resolusi 1701 secara penuh," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

UNIFIL PBB Israel Dewan Keamanan PBB