Berusia Setengah Abad, Sumur Umbul di Masjid Baitul Hikmah Pemalang Kualitasnya Prima

25 Maret 2025 09:50 25 Mar 2025 09:50

Thumbnail Berusia Setengah Abad, Sumur Umbul di Masjid Baitul Hikmah Pemalang Kualitasnya Prima Watermark Ketik
Beberapa Kendaraan Roda Tiga sedang mengantri pengisian air di Sumur Umbul Masjid Baitul Hikmah Pesucen, Minggu, 23 Maret 2025 (Foto: Slamet/ketik.co.id)

KETIK, PEMALANG – Warga sekitaran Desa Pesucen, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah mungkin tidak asing dengan nama Sumur Umbul yang berada di halaman Masjid Baitul Hikmah.

Konon ceritanya, Sumur Umbul ini dibangun pada tahun 1975. Saat proses pengeboran airnya keluar bagikan air mancur atau sebutan warga lokal mumbul, sehingga dinamakan Sumur Umbul.

Meskipun hingga saat ini umurnya sudah setengah abad dan tiap hari disedot, debit airnya tak akan pernah berkurang. Antrean warga juga silir bergantian untuk mendapatkan air tersebut.

Rokhimah seorang wanita yang bertugas mengelola sumber air menceritakan bahwa dulunya Sumur Umbul tersebut tidak menggunakan bantuan mesin pompa air listrik.

Namun, seiring perkembangan zaman dan ada tempat industri di sekitaran Desa Pesucen kemudian debit air mulai berkurang sehingga harus dibantu mesin pompa air.

Foto Warga Pesucen Sedang Antre air di Sumur Umbul Masjid Baitul Hikmah Pesucen (Foto: Slamet/ketik.co.id)Warga Pesucen Sedang Antre air di Sumur Umbul Masjid Baitul Hikmah Pesucen (Foto: Slamet/ketik.co.id)

"Kualitas air Sumur Umbul tetap terjaga, dari hasil uji laboratorium menunjukkan kualitas air Sumur Umbul lebih baik daripada air PDAM maupun air kemasan yang dijual di pasaran. Keistimewaan ini menjadikan air Sumur Umbul sebagai pilihan utama warga untuk kebutuhan sehari-hari,” Jelasnya.

Kualitas air yang prima ini dimanfaatkan oleh warga Desa Pesucen juga Desa sebelahnya. Masyarakat hanya merogoh kantong Rp500 per galon ukuran 15 liter dan Rp1 ribu per jerigen ukuran 30 liter.

Dari pendapatan tersebut, kata Rokhimah, uangnya disetorkan ke pengurus Masjid Baitul Hikmah guna keberkahan tempat ibadah.

Yatin salah seorang penjual air keliling asal Desa Jatirejo, Kecamatan Ampelgading mengaku menjual air tersebut Rp2,5 ribu per galon ukuran 15 liter, sehingga keuntungan yang diperolehnya Rp2 ribu.

Lain halnya dengan Slamet, warga Desa Pesucen yang menjual Rp3,5 ribu per jerigen ukuran 30 liter. Ia mengaku mampu menjual 60 jerigen tiap harinya.

"Per harinya membawa 60 jerigen," ujarnya.

Sumur Umbul Masjid Baitul Hikmah bukan sekadar sumber air bersih, melainkan juga simbol kearifan lokal dan potensi ekonomi Desa Pesucen. Di tengah perubahan lingkungan yang dinamis menjadi bukti bahwa sumber daya alam dapat dikelola dengan bijak untuk kesejahteraan masyarakat.(*)

Tombol Google News

Tags:

Sumur Umbul Masjid Baitul Hikmah air Pesucen pemalang