KETIK, PROBOLINGGO – Biro Kepesantrenan (Biktren) Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar Pelatihan Bimbingan Konseling dan Kewaliasuhan di Ruang Rapat Pesantren, pada 31 Mei–1 Juni 2025. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas pendampingan terhadap santri.
Puluhan wali asuh dari berbagai unit asrama mengikuti pelatihan ini dengan antusias. Mereka mendapatkan pembekalan tentang pendekatan konseling yang humanis dan persuasif dalam mendampingi para santri.
Wakil Kepala Biktren, Gus M. Hilman Zidny Romzi, menyampaikan pesan dari Kepala Biktren, Gus Ahmad Madarik. Dalam pesannya, Gus Madarik menekankan pentingnya memandang santri sebagai bagian dari keluarga, bukan sekadar objek pembinaan.
“Kalau ada santri melanggar, bayangkan itu terjadi pada adik atau anak sendiri. Pasti sikap kita akan lebih lembut dan penuh kasih,” tutur Gus Hilman saat membuka pelatihan.
Gus Hilman juga mengingatkan agar wali asuh tidak memandang rendah santri yang berperilaku menyimpang.
“Tugas kita mendoakan dan menasihati mereka dengan hati. Perilaku itu urusan Allah,” tambahnya.
Pelatihan menghadirkan dua narasumber utama, yaitu KH. Mahfudz Faqih dan Miftahul Huda. Mereka memberikan materi seputar konseling praktis, pendekatan kejiwaan terhadap santri, dan strategi wali asuh dalam menghadapi berbagai dinamika di lingkungan pesantren.
“Wali asuh adalah garda terdepan. Ketika santri mengalami masalah, wali asuh harus menjadi orang pertama yang hadir memberi solusi,” ujar Miftahul Huda.
Biktren berharap melalui kegiatan ini para wali asuh bisa membangun paradigma baru dalam mendampingi santri. Tidak hanya menegakkan aturan, tetapi juga menjadi figur keluarga yang membimbing dengan sabar dan penuh cinta.(*)