Kiai Zuhri Zaini: Niat Adalah Penentu Nilai Perbuatan dalam Islam

28 Mei 2025 16:16 28 Mei 2025 16:16

Thumbnail Kiai Zuhri Zaini: Niat Adalah Penentu Nilai Perbuatan dalam Islam
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini sedang mengisi kuliah tasawuf. (Foto: Ponirin Mika/Ketik.co.id)

KETIK, PROBOLINGGO – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, menegaskan bahwa baik dan buruknya suatu perbuatan dalam pandangan Islam sangat bergantung pada niat yang melatarbelakanginya. 

Pesan tersebut beliau sampaikan dalam pengajian kitab Risalah Adabus Sulukil Murid yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP Pomas) Universitas Nurul Jadid, pada Kamis, 22 Mei 2025 malam, di Musala Riyadus Sholihin, Paiton, Probolinggo.

Menurut Kiai Zuhri, setiap amal baik yang dilakukan ikhlas karena Allah akan mendatangkan pahala. Namun sebaliknya, jika dilakukan dengan tujuan duniawi seperti ingin dipuji atau dianggap dermawan, maka amal tersebut bisa sia-sia bahkan berbuah dosa.

 “Perbuatan yang dilakukan tanpa niat yang benar mungkin tidak sampai menimbulkan dosa, tetapi juga tidak akan memperoleh pahala,” dawuhnya.

Lebih lanjut, beliau mencontohkan bahwa perbuatan yang secara lahir tampak buruk, seperti memukul orang, bisa saja tidak berdosa jika dilakukan oleh orang yang tidak memiliki kesadaran, seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Dalam hal ini, yang lebih utama adalah sikap bijak dari orang yang menjadi korban.

“Kalau orang yang dipukul kemudian marah, sebenarnya dia kurang waras,” ujar beliau mengingatkan pentingnya kedewasaan dalam menyikapi ujian.

Kiai Zuhri juga menyoroti pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Beliau menekankan bahwa ibadah yang dilakukan karena terpaksa atau karena takut kepada manusia tidak bernilai di hadapan Allah.

 “Niat yang benar dalam salat harus ditujukan kepada Allah, bukan karena takut orang tua atau terpaksa,” tegasnya.

Oleh karena itu, beliau menegaskan bahwa setiap amal dalam Islam harus diawali dengan niat yang baik dan dilandasi oleh syariat. Kebaikan tidak cukup hanya dinilai dari bentuk lahirnya, tetapi harus sesuai dengan aturan Allah.

“Bagaimana ukuran kebaikan itu? Ukurannya adalah syariat, karena syariat merupakan aturan dari Allah. Jadi kalau kita ingin rida-Nya, ingin rahmat-Nya, ikuti aturan-Nya,” jelas Kiai Zuhri.

Dalam pengajian tersebut, Kiai Zuhri juga mengutip hadis qudsi yang menunjukkan pentingnya amal-amal wajib sebagai jalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Mataqorroba ‘abdi bisyai’in ahabba ilayya min syai’in iftaradtuhu ‘alayh, artinya tidak ada amal yang dilakukan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada-Ku kecuali dengan mengerjakan amal yang Aku wajibkan,” ungkapnya.

Pengajian ini menjadi pengingat penting bagi para mahasiswa dan santri akan makna terdalam dari amal perbuatan, serta pentingnya menyelaraskan niat, syariat, dan keikhlasan dalam setiap langkah hidup.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kiai Zuhri Zaini niat Tasawuf Pesantren Nurul Jadid Islam