BPTD Sumsel Catat Penurunan Volume Kendaraan Sebanyak 30 Persen Selama Nataru

Jurnalis: Wisnu Akbar Prabowo
Editor: Millah Irodah

2 Januari 2025 17:21 2 Jan 2025 17:21

Thumbnail BPTD Sumsel Catat Penurunan Volume Kendaraan Sebanyak 30 Persen Selama Nataru Watermark Ketik
Pemerintah Provinsi Sumsel mengadakan Rapat Evaluasi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Ruang Command Center BPTD Kelas II Sumsel, Kamis 2 Januari 2025. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)

KETIK, PALEMBANG – Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat adanya penurunan volume kendaraan pada hari libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Menurut Kepala BPTD Kelas II Sumsel, Nurhadi Unggul Wibowo, penurunan arus trafik yang melintas di ruas Tol Palembang-Prabumulih dan Palembang-Kayu Agung mencapai 30 persen.

“Pada libur Nataru 2024/2025 ini, kita mencatat adanya penurunan volume kendaraan sampai 30 persen,” kata Nurhadi saat Rapat Evaluasi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Kamis 2 Januari 2025.

Dia mencatat, kendaraan yang melintasi Tol Palembang-Kayu Agung rata-rata sebanyak 6,1 ribu kendaraan perhari, sedangkan Tol Palembang-Prabumulih rata-rata 6,3 ribu kendaraan perhari.

Puncak arus mudik Nataru 2024/2025 tercatat terjadi pada tanggal 21 Desember 2024 dengan volume kendaraan yang melintas di Tol Palembang-Kayu Agung sebanyak 9.501 kendaraan. Sementara itu, kendaraan yang melintasi Tol Palembang-Prabumulih sebanyak 9.922 kendaraan.

Puncak arus mudik Nataru tersebut terjadi dua hari lebih cepat dari prediksi awal yang diperkirakan bakal terjadi pada tanggal 23 Desember 2024. Namun, pada tanggal 23 Desember 2024, volume kendaraan yang melintas di dua tol tersebut hanya berkisar 7 ribu kendaraan.

Penurunan trafik itu juga sejalan dengan penurunan jumlah penumpang kendaraan yang melintasi Tol Palembang-Prabumulih dan Palembang-Kayu Agung. Dalam catatannya, libur Nataru kali ini mengalami penurunan penumpang sebanyak 35 persen.

“Penurunan jumlah penumpang juga terjadi sampai 35 persen pada Nataru kali ini,” lanjutnya.

Menurut Nurhadi, Nataru 2024/2025 diwarnai dengan volume kendaraan barang yang masih terbilang tinggi. Sebagian dari kendaraan barang itu merupakan kendaraan over dimensi over load (ODOL) yang menjadi penyumbang utama pada kerusakan jalan.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Besar Nasional Sumsel, Hardy Siahaan. Dia menyebutkan bahwa ada sekitar 50 persen kendaraan barang over dimensi dan 30 persen kendaraan overload.

“Sebagian besar kendaraan di jalan itu adalah kendaraan ODOL. 30 persen angkutan logistik over load, lalu 50 persen over dimensi,” kata dia.

Meski begitu, Hardy menilai bahwa situasi mudik Nataru 2024/2025 masih cukup terkendali. Artinya, tidak banyak peristiwa khusus penyebab kemacetan besar yang terjadi selama mudik Nataru.

Kemacetan justru terjadi karena banyak persimpangan dari jalan kolektor ke jalan arteri. Banyak kendaraan yang hendak masuk ke jalan arteri membuat lalu lintas harus terhenti hingga menimbulkan kemacetan, khususnya di sepanjang Jalan KM 12 sampai KM 18 Kabupaten Banyuasin.

Selain itu, Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal-Betung) yang belum beroperasi juga memperparah kemacetan yang terjadi.

Dia berharap, masyarakat yang hendak melakukan perjalanan mudik untuk taat pada peraturan dan tidak membawa muatan berlebihan. Sebab, hal itu dapat membahayakan pengguna jalan lain, serta dapat menyebabkan kemacetan panjang jika masalah tidak segera diatasi.

“Kontur Jalan Lintas Sumatera ini kan seperti perbukitan, naik turunnya banyak. Kendaraan-kendaraan ODOL kalau mau menanjak kan berat, kadang ada yang pecah ban, bahkan sampai patah as di tengah jalan. Itulah penyebab utama kemacetan kita,” tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

volume Kendaraan mudik Nataru Sumsel Palembang ODOL libur