KETIK, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) membuktikan kemampuannya bertahan di tengah tantangan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari kinerja fundamental BRI yang solid dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa capaian positif tersebut mencerminkan daya tahan BRI yang kuat dalam menghadapi tantangan eksternal maupun internal serta mampu membuktikan bahwa perusahaan mampu tumbuh secara berkelanjutan.
Hal ini terlihat dari kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR), dimana CAR BRI tercatat lebih dari 26%, jauh di atas threshold Basel III.
"CAR alias rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) BRI yang tinggi kian menunjukkan fondasi yang kuat untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko," kata Sunarso, dilansir dari kanal YouTube Hermanto Tanoko, Selasa 4 Februari 2025.
"Dalam situasi yang tidak mudah, kita itu masih berusaha untuk mempertahankan bahwa profitabilitas kita, laba kita sama dengan tahun lalu,”imbuhnya.
Lebih lanjut, Sunarso menambahkan dengan CAR 26%, itu berarti BRI memiliki ruang lebih dari 7% untuk penggunaan modal. Ini menunjukkan bahwa selama lima tahun ke depan, berapa pun laba yang dihasilkan, BRI tak perlu menahan laba untuk memperkuat modal.
"Padahal untuk menutupi segala risiko sesuai ketentuan, sebenarnya BRI hanya membutuhkan CAR sebesar 17,5%," tambahnya.
Selain itu, BRI juga turut menjaga kualitas aset sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap sustain dalam jangka panjang.
BRI sebagai salah satu bank pemerintah pun telah melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi.
"Upaya ini makin menegaskan kesanggupan BRI untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya melalui pengembangan UMKM," pungkasnya. (*)