KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna langsung menepati untuk meninjau langsung lokasi tanggul jebol di Kampung Cipurut RT 01/04, Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, serta rumah warga yang rusak di Kampung Sukabirus RT 02/08, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Minggu (2/3/2025).
Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk respons atas janjinya pasca retreat Magelang, dengan yang akan turun ke lokasi tanggul jebol di dua lokasi tersebut sebagai dampak hujan deras yang terjadi pada Selasa (25/2/2025) lalu.
Dalam kunjungannya bupati yang akrab disapa Kang DS (KDS) itu didampingi Kepala Dinas PUTR Zeis Zultaqawa, Kepala Pelaksana BPBD Uka Suska, Kepala Disperkimtan Kabupaten Bandung Wahyudin, serta Mochammad Dian Alma’ruf Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum.
KDS mengatakan bahwa tanggul jebol yang berada di Desa Bojongsoang berbatasan langsung dengan Kampung Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot. Berdasarkan hasil peninjauan, sekitar 2 kilometer tanggul memerlukan perbaikan.
"Alhamdulillah sesuai janji, saya meninjau lokasi tanggul jebol di Bojongsoang dan Dayeuhkolot. Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum juga hadir," ujar KDS.
Dari hasil peninjauannya serta setelah berdiskusi dengan Kepala BBWS Citarum, ada beberapa kesepakatan yang diperoleh.
"Saya sudah berbincang bahwa perbaikan tanggul yang jebol akan dikerjakan oleh BBWS. Sedangkan untuk jembatan yang perlu diperbaiki akan menggunakan APBD dan diusulkan ke BNPB untuk penanggulangan bencana," tambah KDS.
Selain itu, sebanyak 5 unit rumah yang rusak akibat terdampak banjir akan diberikan bantuan sekaligus diperbaiki oleh Bupati Bandung. Pihaknya juga akan merenovasi Jembatan Sukabirus serta meninggikan 3 jembatan kecil serta pipa PDAM karena banyak sampah yang menyangkut.
Bupati KDS menegaskan bahwa perbaikan infrastruktur yang rusak akibat tanggul jebol ini harus dilakukan secara cepat dan berkelanjutan, agar masyarakat tidak kembali menjadi korban.
"Kami tidak bisa menunggu terlalu lama. Kami ingin langkah nyata dan segera direalisasikan agar masyarakat tidak terus-terusan terdampak banjir setiap musim hujan," tegasnya.
Selain kerusakan infrastruktur, aliran Sungai Cikapundung Kolot yang membawa ratusan ton sampah dari Kota Bandung menjadi perhatian serius KDS. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat terkait permasalahan ini.
"Kemarin kami sudah membahas aglomerasi ini, ada empat masalah utama yang harus diselesaikan di kawasan Bandung Raya, yaitu banjir, sampah, kemacetan, dan tata ruang. Saya sudah berbicara dengan Wali Kota Bandung Pak Farhan," ucap KDS.
"Kami akan membahas secara detail dengan langkah konkret, bukan sekadar wacana. Saya ingin penyelesaian yang jelas terkait tanggung jawab masing-masing daerah," ungkap Wakil Ketua Umum Apkasi tersebut.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menyebut empat persoalan ini harus diselesaikan melalui kolaborasi dan komitmen antara Pemerintah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kota Cimahi.
"Sebab kami tidak bisa bekerja sendiri, harus ada koordinasi dan fasilitasi dari Gubernur Jawa Barat agar solusi ini dapat diterapkan secara efektif," tambah KDS.
Pemkab Bandung bersama BBWS, lanjut KDS, berkomitmen untuk menangani bencana ini secara cepat dan menyeluruh guna meminimalisir dampak serupa di masa depan.
Oleh karena itu, mitigasi bencana harus menjadi prioritas untuk menghindari korban jiwa dan kerugian material yang lebih besar di masa mendatang.
"Kami akan terus melakukan pemantauan dan percepatan dalam penanggulangan bencana ini. Semua pihak harus bekerja sama agar Kabupaten Bandung bisa lebih siap menghadapi bencana di masa mendatang," tandas Bupati Bandung
BBWS : Tanggul Jebol Akibat Debit Air Meningkat Drastis
Sementara itu, Kepala BBWS Citarum Mochammad Dian Alma’ruf menjelaskan bencana ini terjadi akibat kapasitas sungai yang tidak mampu menampung debit air yang meningkat drastis.
"Debit air pada kejadian kemarin mencapai 415 kubik, sementara kapasitas sungai hanya 297 kubik. Selain itu, pertemuan dengan Sungai Cikapundung Kota menyebabkan backwater yang memperparah tekanan dan menjebol tanggul serta merusak rumah warga," tutur Dian.
Dian juga menambahkan bahwa pembangunan tanggul sepanjang 2 km sebelumnya telah diusulkan pada tahun 2020, namun belum selesai karena keterbatasan anggaran.
"Tahun ini, kami masih melakukan penanganan darurat dengan pemasangan geobox di area tanggul jebol. Geobox ini akan berfungsi sebagai pondasi awal sebelum dilakukan perbaikan lebih lanjut," jelasnya.
Dalam jangka panjang, BBWS berencana mengusulkan kembali pembangunan tanggul sepanjang 2,1 km sesuai desain awal.
"Kami harap pada tahun mendatang, postur anggaran Kementerian Pekerjaan Umum lebih longgar, sehingga proyek ini bisa terealisasi dengan baik," ucap Dian.(*)