Camat Klojen Heri Sunarko Terapkan Among Pramuka Jadi Konsep Kelola Pemerintahan

Jurnalis: Naufal Ardiansyah
Editor: Marno

5 Juni 2023 14:27 5 Jun 2023 14:27

Thumbnail Camat Klojen Heri Sunarko Terapkan Among Pramuka Jadi Konsep Kelola Pemerintahan Watermark Ketik
Camat Klojen Heri Sunarko yang juga Ketua Kwarcab Pramuka Kota Malang saat ditemui Ketik.co.id di ruangannya. (Foto: Naufal Ardiansyah/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Membangun tata kelola pemerintahan yang baik bisa diuji dari cara seorang pemimpin dalam melayani dan mengayomi masyarakat. Seperti yang dilakukan Heri Sunarko, Camat Klojen Kota Malang.

Sebagai insan Pramuka, Kak Heri sapaan akrab Heri Sunarko, tidak ingin melepas nilai-nilai kepramukaan dalam memimpin tata kelola pemerintahan di manapun ia bertugas.

Ketua Kwarcab Pramuka Kota Malang itu menerapkan sistem Among Pramuka dalam menjalani konsep tata kelola pemerintahan. Ia yakin sistem itu efektif untuk menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat.

Sistem Among pada Gerakan Pramuka berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan merdeka jasmani, rohani dan pikirannya, disertai rasa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.

"Among itu artinya ngemong, membimbing dan membina dengan melihat local wisdom. Itu yang kita gerakan. Ketika masyarakat kesulitan, kita turun. Itu namanya among," kata Kak Heri saat diskusi santai bersama Ketik.co.id di ruangannya, Senin (5/6/2023).

Ketika sistem Among Pramuka diterapkan dalam pemerintahan, masyarakat dan para perangkat yang dipimpin akan merasa dihargai. Dengan demikian, kata Heri, mereka akan jalan dan bekerja karena suka rela, bukan paksaan.

"Tidak perlu diobrak-abrik," imbuh pria kelahiran Jombang yang besar di Bumi Arema itu.

Selama 10 tahun menjadi lurah, baik di Bumiayu, Wonokoyo, Arjowinangun, dan Klojen, Kak Heri mengaku banyak bekal dan pengalaman yang dipetik.

Beberapa kasus berhasil diselesaikan berkat implementasi ilmu-ilmu kepramukaan. Sebagai pemimpin yang dikenal egaliter, ia tak pernah menganggap perangkat sebagai bawahan. Konsep atasan-bawahan nyaris tak berlaku di bawah kepemimpinannya.

"Nah, konsep ini ternyata diterima dan disukai oleh masyarakat dan para perangkat. Jangan sampai kita merasa menjadi orang yang paling berkuasa. Tapi anggaplah orang lain satu bagian dari kita untuk menyelesaikan suatu permasalahan," bebernya.

"RT RW kita wongké (memanusiakan manusia). Mereka itu bukan anak buah tapi mitra kerja. Apa artinya lurah tanpa RT/RW. Dan seterusnya," kata Heri menambahkan.

Ia menjadikan local wisdom (kearifan lokal) sebagai kekuatan membangun suatu daerah. Kekuatan itu tidak boleh diremehkan. Kekuatan itu akan semakin kuat jika dirajut dalam bingkai kolaborasi.

Satu lagi, Kak Heri adalah pemimpin yang melayani masyarakat 24 jam. Menurut pengakuan pegawai kecamatan, Kak Heri ini satu-satunya Camat yang sering pulang larut di kantornya.

"Ya. Memang saya suka menunggu masyarakat yang butuh saya. Saya pulang bukan jam 4 sore, tapi jam 10-11 malam. Bergerak dalam senyap dan sepi, tapi ada karya dan bakti. Itu yang diajarkan Pramuka," tegasnya.

Belum lama ini, Camat Klojen Heri Sunarko berhasil mengantarkan dua lurah di wilayahnya meraih Paralegal Justice Award 2023 dari Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang bekerja sama dengan Mahkamah Agung serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Dua lurah itu adalah Lurah Samaan dan Lurah Penanggungan, Kecamatan Klojen. (*)

Tombol Google News

Tags:

Heri Sunarko Camat Klojen Camat Klojen Heri Sunarko Among Pramuka Ketua Pramuka Kota Malang Kwarcab Pramuka Kota Malang Pramuka Kota Malang Pramuka