KETIK, SLEMAN – Menghadapi potensi lonjakan penyakit musiman seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis di musim penghujan atau kemarau basah, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sleman sejak beberapa hari lalu telah menyatakan kesiapsiagaan seluruh jajarannya.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sleman, dr Cahya Purnama MKes, Rabu 28 Mei 2025 dalam keterangannya juga menyampaikan pentingnya penguatan jejaring pelayanan kesehatan, khususnya dalam penanganan kasus darurat seperti DBD dan stroke.
“Kami telah meminta Puskesmas segera membangun sistem rujukan yang responsif. Serta aktif memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit berbasis lingkungan,” ungkap Cahya Purnama.
Disebutkan, sebagai langkah preventif, Dinas Kesehatan Sleman mendorong penggunaan metode pengendalian tikus untuk mencegah Leptospirosis. Serta mengajukan permintaan telur nyamuk Wolbachia guna memerangi DBD.
Nyamuk ber-Wolbachia adalah bagian dari program pengendalian DBD di Sleman yang disebut "Si Wolly Nyaman" (Si Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman)
Program ini bertujuan untuk mengurangi penularan virus dengue dengan menggunakan nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia.
"Serta, program sikat TB yaitu ACF (Active Case Finding) penemuan TB, dan pemberian jaminan hidup (jadup) bagi pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan juga menjadi prioritas," paparnya.
Di samping isu penyakit tersebut, dalam kesempatan ini Cahya Purnama juga menyinggung mengenai perubahan pejabat struktural pasca pelantikan pejabat eselon III dan kepala Puskesmas pada 19 Mei 2025 lalu.
Dirinya berharap adanya perubahan tersebut menjadi energi baru, dapat memperkuat kinerja seluruh jajaran kesehatan di Kabupaten Sleman. (*)