Empat Profesor Lintas Fakultas Bakal Dikukuhkan oleh Universitas Brawijaya

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Muhammad Faizin

15 Maret 2024 11:30 15 Mar 2024 11:30

Thumbnail Empat Profesor Lintas Fakultas Bakal Dikukuhkan oleh Universitas Brawijaya Watermark Ketik
Para profesor yang akan dikukuhkan pada Minggu (17/03) besok oleh Universitas Brawijaya. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) akan kembali mengukuhkan empat profesor dari fakultas dan bidang keilmuan yang berbeda. Prosesi pengukuhan guru besar tersebut akan dilaksanakan pada Minggu (17/3/2024) besok.

Keempat guru besar tersebut ialah Prof. Dr. Dra. Herawati, M.P. dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Prof. Dr. Ir. Sholeh Hadi Pramono, M.S. dari Fakultas Teknik (FT), Prof. Dr. Drs. Jati Batoro, M.Si dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan Prof. Dr. Ir. Didik Hariyono, M.S. dari Fakultas Pertanian (FP).

Prof. Dr. Dra. Herawati, M.P. menjadi profesor pertama yang dikukuhkan dari FKH UB dan menggeluti Bidang Ilmu Nutrisi Hewan. Pada pengukuhannya nanti ia akan mengemukakan gagasannya tentang Jahe, Kunyit, Temulawak (Jakute) sebagai Additive Pakan Pengganti Antibiotik Growth Promoter (AGP) dengan Docking Molekuler untuk Meningkatkan Kesehatan Unggas.

"Inovasi penambah pakan unggas dengan Jakute dapat meningkatkan imunitas dan produktivitas unggas. Kombinasi serbuk Jakute jika dicampur dengan pakan dapat menjadi agen preventif tehadap infeksi bakteri dan alternatif pengganti AGP," ujarnya pada konferensi pers pengukuhan profesor pada Jumat (15/3/2024).

Melalui docking molekuler dapat diketahui hasil uji in silico zat aktif dari jahe merah, kunyit, dan temulawak untuk identifikasi petensinya sebagai imunomodulator. Dari penelitian yang telah dilakukan, zat aktif dalam ketiga bahan tersebut mengalami interaksi selama proses docking molekuler.

"Ditemukan potensi Jakute yang bersifat sebagai imunomodulator sebagai bahan tambahan pakan unggas. Keunggulannya untuk evaluasi efek dari kombinasi Jakute dalam pakan unggas sebagai imunomodulator. Juga tidak menimbulkan residu pada daging unggas," jelasnya.

Selanjutnya ialah Prof. Dr. Ir. Sholeh Hadi Pramono, M.S yang dikukuhkan sebagai profesor di Bidang Ilmu Rekayasa Opto-elektroteknika Fakultas Teknik. Ia telah melakukan penelitian dengan judul Rekayasa Opto-elektroteknika untuk Mendukung Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi.

"Peran rekayasa opto-elektroteknika penting karena komunikasi dalam bentuk sinyal optik yang merupakan produk rekayasa opto-elektroteknika mampu menawarkan bandwidth dan realibitas yang lebih baik dibandingkan dengan komunikasi dalam bentuk sinyal elektrik. Selain itu juga mendukung pengembangan layanan teknologi informasi dan komunikasi seperti Wireless Sensor Network (WSN) serta smart grid," ujarnya.

Profesor ketiga yang akan dikukuhkan ialah Prof. Dr. Drs. Jati Batoro, M.Si. yang mendalami Bidang Ilmu Taksonomi Tumbuhan dan Etnobotani pada Fakultas MIPA. Dalam pidato pengukuhannya ia akan menyampaikan hasil penelitian berjudul Konsep Taksonomi-Etnobotasu untuk Pengelolaan Sumber Daya Hayati.

Penelitian etnobotani dianggap unggul dalam mengungkap sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Mulai dari tingkah laku, kearifan lokal, khususnya saat mengelola sumber daya alam di lingkungan.

"Di sini menentukan status tingkat takson, spesies baru secara tepat merupakan kebaharuan daripada kekayaan keanekaragaman hayati. Sekaligus mengungkap sistem pengetahuan, pemanfaatan, pengelolaan oleh masyarakat tradisional," ujarnya.

Terakhir ialah profesor dalam Bidang Ilmu Agroklimatologi Fakultas Pertanian yakni Prof. Dr. Ir. Didik Hariyono, M.S. yang mengambil judul Antropogenik Agrotekno Perubahan Iklim dan Proyeksi Iklim sebagai Invensi Teknologi Mitigasi di Bidang Pertanian.

Antropogenik merupakan salah satu penyebab perubahan iklim akibat upaya manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Meningkatnya frekuensi perubahan iklim dapat berpengaruh pada ketidakstabilan produktivitas pertanian.

"Upaya memperbaiki produktivitas tanam, dapat dilakukan melalui teknologi proyeksi iklim yang mesimulasikan skenario emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan proyeksi radiasi pada skala berbeda atau Representative Concentration Pathways (RCP)," jelas Prof Didik. (*) 

Tombol Google News

Tags:

profesor ub Universitas Brawijaya Kota Malang Profesor baru UB Pengukuhan Profesor UB