KETIK, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memberikan pernyataan tegas terkait pendirian sekolah-sekolah baru di Kota Pahlawan. Ia mengingatkan agar sekolah swasta yang baru berdiri tidak menggantungkan operasionalnya pada bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Ia juga menyoroti pendirian sekolah-sekolah baru yang tidak melalui izin Pemkot Surabaya.
Menurut Eri, hal ini penting dilakukan untuk mencegah kurangnya jumlah murid di beberapa sekolah akibat tidak terkontrolnya jarak antar sekolah.
"Ada sekolah-sekolah baru yang izinnya dikeluarkan oleh Kementerian Agama atau lembaga lain. Oleh karena itu, saya minta Dispendik untuk duduk bersama dan mengatur agar sekolah-sekolah baru tidak mengharapkan bantuan dari Pemkot, sehingga sekolah-sekolah lama tidak kekurangan murid," jelasnya pada Rabu 9 Maret 2025.
Dalam menghadapi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025/2026. Untuk itu, pada SPMB mendatang Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan lebih memprioritaskan bantuan untuk sekolah-sekolah yang sudah ada.
"Saya sampaikan kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) dan perwakilan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), kami akan lebih memprioritaskan bantuan untuk sekolah-sekolah lama," tegasnya.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan untuk mencegah kurangnya jumlah murid di beberapa sekolah akibat tidak terkontrolnya jarak antar sekolah. Ia juga menyoroti pendirian sekolah-sekolah baru yang tidak melalui izin Pemkot Surabaya.
Eri juga menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan guru di Kota Pahlawan.
"Kami terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru melalui sertifikasi dan pendidikan S1. Kami juga memberikan perhatian khusus kepada guru-guru di sekolah yang membutuhkan perhatian lebih," ungkapnya.
Ia berharap hubungan antara guru dan tenaga kependidikan di Kota Pahlawan semakin kuat.
“Sehingga dapat bersama-sama mewujudkan generasi muda Surabaya yang memiliki kepribadian kuat,” pungkasnya. (*)