KETIK, JAKARTA – Selama ini kita sering beranggapan saat menggunakan sabun yang menghasilkan banyak busa, maka akan semakin efektif untuk membersihkan tubuh dari kotoran. Namun hal tersebut rupanya tidak selalu berkaitan.
Berdasarkan penelitian terbaru membuktikan bahwa korelasi antara kandungan busa dengan kemampuan membersihkan sabun tidak selalu berkaitan.
Busa sering dikaitkan dengan kebersihan karena memberikan kesan bahwa sabun sedang bekerja secara maksimal. Padahal, busa bukanlah indikator utama efektivitas pembersihan suatu sabun. Busa sendiri merupakan efek samping dari proses pembersihan dan bukan indikator efektivitas sabun dalam membersihkan kotoran.
Pada kenyataannya sabun bekerja dengan mengikat kotoran dan minyak, lalu membawanya pergi saat dibilas dengan air. Hal ini tidak bergantung pada jumlah busa yang dihasilkan, melainkan pada formulasi bahan aktif dalam sabun tersebut.
Justru bagi sebagian orang busa pada sabun bisa menimbulkan efek negatif. Busa sendiri berasal dari bahan kimia seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Sodium Laureth Sulfate (SLES).
Kedua bahan tersebut menyimpan potensi resiko, berikut ini kami ulas beberapa efek negatif yang disebabkan oleh busa sabun.
1. Iritasi Kulit
Busa sabun rupanya dapat menyebabkan iritasi kulit, kandungan SLS di dalam sabun dikenal sebagai bahan yang keras. SLS dapat menghilangkan minyak alami kulit, sehingga kulit menjadi kering dan kasar. Selain itu juga memperburuk gejala dan menyebabkan reaksi alergi pada orang dengan kulit sensitif atau kondisi kulit seperti dermatitis.
2. Pemicu Reaksi Alergi
Tidak dapat dipungkiri banyak sabun yang menggunakan bahan kimia seperti pewarna, pewangi dan pengawet sintetis. Kontak bahan kimia dengan kulit dapat memicu reaksi alergi bagi beberapa orang, khususnya yang berkulit sensitif.
Reaksi alergi ini seringkali dipicu oleh kandungan SLS di dalam sabun. Reaksi alergi yang muncul antara lain kemerahan, gatal, dan mengelupas hingga menyebabkan pecah-pecah di sudut mulut dan sariawan.
3. Mencemari Lingkungan
Kandungan bahan kimia dalam sabun cukup sulit untuk terurai secara alami. Khususnya kandungan SLS, bahan ini dapat berdampak buruk bagi lingkungan, terutama ekosistem air. Alasannya, karena SLS dapat mencemari lingkungan karena terbawa saat membilas produk yang mengandungnya. (*)