KETIK, SURABAYA – Mimpi Persebaya meraih gelar juara Liga 1 musim 2024/2025 telah sirna. Hal ini dikarenakan Bajul Ijo gagal meraih tiga poin saat melawan Persik di Stadion Brawijaya, Kediri pada Senin, 5 Mei 2025 kemarin.
Pada pertandingan itu, Persebaya ditahan 3-3 oleh Persik. Hasil tersebut praktis membuat skuad asuhan Paul Munster tertahan di peringkat ke-3 klasemen sementara Liga 1 dengan koleksi 54 poin.
Kendati demikian, Persebaya masih optimistis mampu memaksimalkan di sisa pertandingan. Melalui akun Instagram @officialpersebaya, pihaknya masih optimistis mampu bermain di kompetisi Asia.
"Masih ada asa tersisa. Kuota Asia yang menanti untuk diperjuangkan. Tetap tegakkan kepala, Jol. Kita belum selesai," tulis akun Persebaya di Instagram dikutip pada Selasa, 6 Mei 2025.
Untuk menjaga peluang bermain di Asia, Paul Munster langsung menggelar evaluasi setelah pertandingan melawan Persik kemarin.
"Pertandingan sudah selesai, kita sudah tahu evaluasinya," katanya dalam konferensi pers setelah pertandingan di Kediri.
Dalam evaluasi, kata Munster, ia menunjukkan video pertandingan terakhir. Baik itu Persebaya maupun tim lawan.
Harapannya dengan melihat video, pemain dan staf pelatih dapat melihat apa saja kekurangan yang perlu ditingkatkan.
"Kami kembali menunjukkan video dan berusaha dengan pemain. Jadi kita fokus ke pertandingan selanjutnya dan saat latihan kita bekerja keras," jelasnya.
Persebaya saat ini masih menyisakan tiga pertandingan yang terdiri dua kandang dan satu tandang.
Laga terdekat, Persebaya bertanding melawan Semen Padang pada Minggu, 11 Mei 2026 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.
Setelah melawan Semen Padang. Persebaya tandang melawan Borneo FC pada Minggu, 18 Mei 2025 dan terakhir pertandingan kandang, melawan Bali United, Minggu, 25 Mei 2025 di Stadion GBT.
Sekadar untuk diketahui, Liga 1 memiliki jatah berkompetisi di AFC Challenge Leagues L Two dan AFC Challenge Leagues saja. Untuk bisa lolos, klub harus berjuang dari babak playoff.
Hal ini lantaran berkaitan dengan Koefesien kompetisi sepak bola pro Indonesia yang masih kalah dibandingkan Liga pro di negara-negara Asia lainnya. (*)