Gowok Kamasutra Jawa, Film Hanung Bramantyo Angkat Tradisi Pendidikan Seks Jawa yang Terlupakan

29 Mei 2025 10:54 29 Mei 2025 10:54

Thumbnail Gowok Kamasutra Jawa, Film Hanung Bramantyo Angkat Tradisi Pendidikan Seks Jawa yang Terlupakan
Suasana screening film Gowok Kamasutra Jawa sebelum tayang di layar lebar. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Sutradara Hanung Bramantyo kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan film "Gowok Kamasutra Jawa". Film ini mengangkat kisah tentang pendidikan seks bagi calon pengantin pria yang diajarkan oleh seorang perempuan yang dikenal sebagai "gowok".

Tradisi ini bertujuan untuk mempersiapkan laki-laki dalam kehidupan rumah tangga, termasuk hal-hal terkait hubungan seksual, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hubungan dan mengurangi potensi perceraian. 

Alika Jantinia, salah satu pemain dalam film tersebut, menjelaskan bahwa "gowok" merupakan tradisi dan budaya yang pernah ada di tanah Jawa. Namun, pada akhir tahun 60-an, tradisi ini mulai ditinggalkan karena dianggap tidak sesuai dengan norma agama dan sosial di masyarakat.

"Tradisi Gowok ini memang benar-benar ada dan merupakan tradisi masyarakat Jawa. Memang ada catatannya," jelas Alika, Rabu, 28 Mei 2025.

Meskipun mengangkat tema sejarah Gowok yang pernah populer di tanah Jawa, Alika menyebut rapalan mantra Gowok dalam film ini telah melalui beberapa modifikasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal negatif jika memaksakan diri menggunakan mantra asli.

"Mantra dan teks kunonya memang ada. Tapi mas Hanung nggak ingin berisiko ya dengan mengucapkan mantra yang asli," tambahnya.

Nayla Purnama, pemeran Sri dalam film "Gowok Kamasutra Jawa", menuturkan banyak tantangan dan penyesuaian yang harus ia lakukan untuk menjiwai peran yang diberikan oleh sutradara Hanung Bramantyo.

"Tantangannya aku harus belajar bahasa ngapak Banyumasan. Karena memang banyak dialog dari film ini yang menggunakan bahasa Jawa Ngapak," tuturnya.

Film Gowok Kamasutra Jawa ini sendiri akan mulai tayang pada 5 Juni 2025. Film ini terdiri dari dua versi yakni yakni 17+ dan 21+. Dibaginya film ini menjadi 2 versi dikarenakan keterbatasan jam tayang untuk film adegan klasifikasi 21+ yang akan dirilis. Oleh sebab itu agar dapat ditonton lebih banyak orang akhirnya dibuat versi 17+ untuk menjangkau penonton yang lebih luas.

“Sebenarnya inginnya 21+ tapi karena gak bisa tayang siang, harus di jam tertentu. Maka diadakan 17+ supaya lebih banyak yang menonton," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gowok Kamasutra Jawa Film Hanung Bramantyo gowok kamasutra jawa pendidikan seks