KETIK, ACEH BARAT DAYA – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, pada Selasa, 4 Meret 2025 kemarin menyisakan luka mendalam. Selain rumah warga tergenang banjir, jembatan penghubung di Desa Alue Rambot, Kecamatan Lembah Sabil juga putus.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Abdya, Roni Guswandi meminta instansi terkait untuk segera mengusulkan perbaikan jembatan penghubung dua desa tersebut masuk dalam perencanaan tahun 2026.
"Untuk sementara, kita sudah meminta BPBK menangani secara darurat agar bisa dilintasi warga. Kalau mengenai perbaikan atau bangun baru nanti akan kita kawal usulannya pada tahun 2026 mendatang," kata Roni, Rabu, 5 Maret 2025.
Dalam kunjungan ke lokasi jembatan putus itu, Abi Roni sapaan akrab Roni Guswandi didampingi Plt Sekda Abdya, Rahwadi AR, Kepala Dinas PUPR, Alfian Liswandar, dan Kalak BPBK Armayadi.
Meski penanganan secara darurat, lanjut Abi Roni, proses pembuatannya juga harus maksimal. Paling tidak, bisa dilintasi roda empat kecuali sejenis truk barang atau pasir baru tidak boleh melintas.
"Pada titik patahan jembatan itu, akan ditimbun menggunakan material kerikil sungai. Kemudian, diatasnya akan dialasi papan untuk pelintasan kendaraan," terang Abi Roni yang juga turut disaksikan warga setempat.
Sementara itu, Plt Sekda Abdya Rahwadi atas nama Bupati Abdya mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut untuk dikaji kembali mengenai teknis pembangunannya.
"Atas nama pemerintah daerah, kita akan berupaya semaksimal mungkin dan secepatnya dalam memberikan penanganan terhadap infrastruktur akses warga yang rusak akibat bencana. Dan ini merupakan langkah cepat pak Bupati dalam 100 hari kerjaannya," tuturnya.
Rahwadi juga menyatakan kalau jembatan tersebut mesti dilakukan perbaikan dan dibangun baru dengan konsep tanpa pilar tengah agar tiang penyangga itu tidak menjadi tempat menumpuknya material sungai yang justru berimbas pada kerusakan badan jembatan.
"Semoga saja tahun 2026 nanti jembatan ini bisa segera di bangun baru," tandasnya.
Disamping itu, Kadis PUPR Abdya, Alfian Liswandar memperkirakan kalau untuk pembangunan jembatan itu memakan dana lebih kurang Rp 5 hingga 6 miliar. Dimana, tidak ada lagi tiang penyangga atau pilar pada jembatan tersebut. Tentunya, abudmen juga harus dibangun baru. Bahkan ketahanan jembatan itu juga sudah tidak layak lagi.
"Pilar tengah jembatan memang sudah patah, tentunya tidak akan mampu bertahan lama lagi. Nanti segera kita usulkan pada tahun 2026 agar akses warga kembali normal," tandasnya.
Diinformasikan, jembatan penghubung dua desa di Alue Rambot Kecamatan Lembah Sabil ambruk diterjang arus air pasca hujan deras pada Rabu, 5 Maret 2025 dini hari sekira pukul 01.00 WIB.
Jembatan yang putus tersebut merupakan akses vital warga untuk ke pusat perbelanjaan, sekolah dan pusat kecamatan. Jika tidak melalui jembatan itu, warga terpaksa harus mengakses jalur lain dengan jarak belasan kilometer. (*)