Kapal Tradisional Karya PPNS dan SMKN 3 Sidoarjo Resmi Diluncurkan

Jurnalis: Marno
Editor: M. Rifat

14 Maret 2023 03:55 14 Mar 2023 03:55

Thumbnail Kapal Tradisional Karya PPNS dan SMKN 3 Sidoarjo Resmi Diluncurkan Watermark Ketik
Kapal tradisional terbuat dari kayu yang dilengkapi fitur modern. (Foto: Kemenristek)

KETIK, LAMONGAN – Dua kapal tradisional karya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan SMKN 3 Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur diluncurkan di Dermaga Pelabuhan Penumpang, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Senin (13/3/2023).

Peluncuran kapal yang diberi nama Putra Sunan Drajat dan Putri Mayang Madu itu dilakukan oleh pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Nama Putra Sunan Drajat dan Putri Mayang Madu diambil dari nama salah satu Wali Songo yaitu Sunan Drajat yang juga dikenal dengan Sunan Mayang Madu.

Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja mengatakan, kedua kapal yang diresmikan ini menjadi praktik baik dari program Matching Fund Vokasi dan SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).

Kedua program tersebut merupakan program-program unggulan dalam Merdeka Belajar edisi vokasi yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek.

“Pembuatan kedua kapal tradisional sekaligus menjadi sarana belajar para siswa maupun mahasiswa melalui project based learning dan juga dalam rangka mendukung program Revitalisasi Jalur Rempah oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan,” kata Beny, di acara peresmian tersebut.

Menurut Beny program ini bisa mendorong minat generasi muda untuk masuk dalam industri pembuatan kapal tradisional. 

Saat ini para pembuat kapal tradisional mulai sulit ditemukan karena kurangnya minat generasi muda untuk membuat kapal-kapal tradisional. 

"Padahal, kapal-kapal tradisional dari kayu masih banyak dibutuhkan dan digunakan oleh nelayan-nelayan di Indonesia "ujarnya.

Beny berharap, dari proses pembuatan ini bisa dikembangkan menjadi modul pembelajaran terkait pembuatan kapal kayu untuk adik-adik kelas. 

"Dengan demikian, mereka akan bisa menjawab tantangan zaman ke depan terkait pelestarian kapal tradisional sebagai bagian dari budaya maritim Indonesia,” kata Beny.

 Berharap Transfer Teknologi

Sementara itu, Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf mengucapkan terima kasih atas dukungan satuan pendidikan vokasi dalam membantu mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan teknologi terhadap para perajin kapal tradisional di Lamongan.

“Kami berharap ini dapat mendukung kemajuan Lamongan dan melestarikan kapal-kapal tradisional," kata Abdul Rouf.

Menurut Abdul Rouf, Lamongan memiliki sejarah kapal tradisional kayu yang cukup lama. Kapal tradisional ijon-ijon yang dibuat oleh SMKN 3 Buduran menjadi salah satu kapal tradisional khas yang dibuat secara turun temurun oleh masyarakat Paciran. Akan tetapi, pembuatannya menggunakan teknologi sederhana.

Foto Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja menekan tombol tanda peluncuran dua kapal tradisional  didampingi
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto, Direktur PPNS, Eko Julianto, dan Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf. (Foto: Kemenristek)Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja didampingi Plt.Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto, Direktur PPNS, Eko Julianto, dan Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf. (Foto: Kemenristek)

"Perahu ijon-ijon sudah dikenal luas dan diminati konsumen, dibuktikan banyaknya pesanan. Kami harap dengan kegiatan ini bisa ada transfer teknologi dari SMK ke masyarakat,” harapnya.

 Dilengkapi Fitur Modern

Di acara yang sama, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto, mengapresiasi kepada PPNS dan SMKN 3 Buduran serta para mitra dunia usaha dan dunia industri atas kolaborasi yang dilakukan, sehingga menghasilkan karya hebat dan inovatif. 

“Saya sudah mencoba berlayar dengan menggunakan kapal tersebut. Ini hasil karya yang sangat luar biasa. Kami berharap hasil karya ini dapat menjadi contoh untuk terus menghasilkan karya yang inovatif,” tutur Anang.

Sebagai informasi, kapal yang diberi nama Kapal Ijon-Ijon “Putri Mayang Madu” ini merupakan kapal tradisional yang dibuat oleh para siswa SMKN 3 Buduran melalui program SMK PK SPD.

Kapal ini dibuat dengan menggandeng PT Tunas Maritim Global sebagai mitra industri. Kapal ini memiliki panjang 12 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 1,5 meter, serta mampu berlayar hingga kecepatan maksimal 7 knot.

Sedangkan kapal jenis pantjalang atau pencalang yang diberi nama “Putra Sunan Drajat” dibuat oleh PPNS. Pembuatannya melalui skema Matching Fund 2022 dengan melibatkan sejumlah mitra industri, di antaranya PT Blambangan Bahari Shipyard, PT Samudra Sinar Abadi, dan sejumlah mitra industri lainnya.

Kapal Pencalang memiliki panjang 12,2 meter, panjang garis air 11,25 meter, tinggi 1,5 meter, dan lebar 4 meter. Kecepatan yang dimiliki berkisar 13,5 knot dengan daya angkut normal berkapasitas 5 orang.

Meski terbuat dari kayu, kedua kapal ini memiliki beberapa fitur menarik. Beberapa fitur modern yang diaplikasikan pada kapal ini adalah penggunaan perekat khusus pada proses laminasi konstruksi kapal, penggunaan AIS (automatic identification system) untuk tracking posisi kapal, penggunaan Passive Radar Reflector supaya kapal besar mengetahui keberadaan kapal kecil, serta penggunaan solar panel untuk sumber listrik.

Direktur PPNS, Eko Julianto, mengatakan bahwa keberhasilan pembuatan kapal tradisional yang dilakukan oleh PPNS dan SMKN 3 Buduran ini menunjukkan bahwa dukungan insan vokasi semakin kuat pada pendidikan vokasi di Indonesia.

Ia berharap dengan diresmikannya kedua kapal tersebut menjadi awal bangkitnya industri kapal kayu yang masih sangat dibutuhkan oleh para nelayan di Indonesia.

“Semoga ini bisa menjadi momentum kebangkitan dan melejitkan pendidikan vokasi,” ujarnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Kemenristek PPNS SMKN 3 Buduran Sidoarjo Kapal Putra Sunan Drajat Putri Mayang Madu