KETIK, SURABAYA – Walaupun kasus cacar monyet atau Mpox di Surabaya masih nol, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terkait gejala, cara penularan dan pencegahan Mpox.
Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Moh. Ashadi Mu’minin mengatakan bahwa sosialisasi Mpox sebenarnya sudah dilakukan sejak 2023. Namun di tengah ramainya wabah Mpox, pihaknya kembali menggencarkan kegiatan tersebut.
“Kami juga melakukan pengecekan, dan konfirmasi kasus 1x24 jam, itu harus dilaporkan. Nah, itu akan kita tindaklanjuti agar penanganannya lebih cepat,”jelas Ashadi, Rabu 29 Agustus 2024.
Pemantauan kasus dilakukan melalui aplikasi SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Dinas Kesehatan Surabaya telah melakukan pemantauan sejak tahun 2023 lalu.
"Kami juga melakukan diseminasi informasi kepada masyarakat secara masif, baik melalui media massa ataupun sosial media," tambahnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RS Husada Utama, Ni Putu Susari Widianningsih menuturkan, cara terbaik mencegah penularan Mpox adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Langkah ini meliputi kebersihan diri dan lingkungan. Pengolahan makanan yang baik dan benar juga memegang peranan penting dalam mencegah penularan Mpox.
"Karena penularanya ini bisa dari hewan, dari makanan daging yang dimasak dengan cara tidak baik," tuturnya.
Masyarakat dapat mengetahui tanda-tanda terserang Mpox dengan mengamati gejala yang terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, munculnya ruam-ruam hingga demam.
"Jika ada riwayat kontak atau bepergian, itu harus memeriksakan diri ke dokter," pungkasnya.(*)