Tegalombo Sumbang Pasien Terbanyak, DBD Pacitan Capai 258 Kasus

6 Mei 2025 10:54 6 Mei 2025 10:54

Thumbnail Tegalombo Sumbang Pasien Terbanyak, DBD Pacitan Capai 258 Kasus
Foging dilakukan saat serangan nyamuk di wilayah mulai tak bisa dikendalikan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Meski tren kasus DBD di Pacitan mulai menjinak, warga Kecamatan Tegalombo belum boleh berleha-leha. Pasalnya, wilayah itu mencatat kasus tertinggi se-kabupaten.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, Nur Farida mengungkapkan, serangan nyamuk Aedes Aegypti paling banyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas Tegalombo.

"Jumlahnya ada 33 pasien hingga akhir April 2025," papar Farida kepada Ketik.co.id, Selasa, 6 Mei 2025.

Secara keseluruhan, imbuh Farida, total pasien DBD di Pacitan periode Januari hingga April 2025 mencapai 258 orang.

Farida mengatakan, sebelumnya, pihaknya sempat mencatat ada 336 kasus DBD di Pacitan per 13 Februari. Namun jumlah tersebut termasuk pasien suspek, yang kemudian diverifikasi ulang.

"Yang benar 258 kasus,” jelasnya.

Farida membenarkan, bahwa grafik DBD di Pacitan sejatinya mulai melandai. Namun ia meminta warga tetap waspada.

"Untuk tren Alhamdulillah menurun, tapi seminggu terakhir ini hujan mulai turun kembali sehingga mohon kewaspadaan ditingkatkan kembali," ucapnya.

Menurutnya, turunnya angka kasus DBD tak lepas dari faktor cuaca.

Pun, masifnya kampanye pencegahan dan edukasi kepada masyarakat melalui gerakan 3M juga disebut turut mempengaruhi.

Namun demikian, ia mengingatkan kembali bahwa kewaspadaan perlu kembali ditingkatkan, terutama di Tegalombo dan wilayah-wilayah rawan lainnya, mengingat intensitas hujan mulai meningkat dalam sepekan terakhir.

Selain 3M, Dinkes juga terus mendorong langkah-langkah pendukung seperti penggunaan obat nyamuk, pemeliharaan ikan pemakan jentik di kolam, pemasangan kawat kasa pada jendela dan ventilasi, serta pembersihan talang air secara berkala.

Fogging, lanjut Farida, hanya akan dilakukan dalam kondisi tertentu. Pendekatan yang berkelanjutan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dinilai lebih efektif dan aman untuk kesehatan

“Pacitan masih masuk zona endemis DBD. Maka PSN harus dijalankan secara rutin dan tidak boleh bergantung hanya pada fogging,” tegasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk aktif memeriksa lingkungan masing-masing dan segera menyingkirkan potensi sarang nyamuk.

“Rutinkan kembali PSN. Cek halaman, talang air, tempat penampungan air, dan benda-benda bekas yang bisa menampung air hujan. Ini tanggung jawab bersama,” pungkas Farida. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan DBD di Pacitan kesehatan