Kemenlu Belum Dapat Konfirmasi Kunjungan Jesica Stren untuk Majukan LGBTQI+ 

Editor: Shinta Miranda

2 Desember 2022 07:20 2 Des 2022 07:20

Thumbnail Kemenlu Belum Dapat Konfirmasi Kunjungan Jesica Stren untuk Majukan LGBTQI+  Watermark Ketik
Ilustrasi bendera LGBT. (Foto: Pinterest) 

KETIK, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri menyatakan belum menerima konfirmasi mengenai rencana kunjungan Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Memajukan Hak LGBTQI+ Jesica Stern ke Indonesia. 

“Kita perlu mengonfirmasi dulu apakah betul kunjungan itu akan dilakukan, sehingga sekarang saya tidak bisa berkomentar lebih jauh,” kata Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah ketika ditemui di Jakarta, Jumat. 

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS dalam situs resminya mengumumkan rencana perjalanan Stern ke Vietnam, Filipina, dan terakhir Indonesia pada 7-9 Desember 2022. 

Selama kunjungan tersebut, Stern disebut akan bertemu dengan pejabat pemerintah dan perwakilan masyarakat sipil untuk mendiskusikan hak asasi manusia, termasuk memajukan hak orang-orang LGBTQI+. 

Rencana kunjungan tersebut menimbulkan kontroversi di Indonesia. Penolakan tegas datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). 

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menilai kedatangan Stern bisa merusak nilai luhur agama dan budaya, karena dari enam agama yang diakui di Indonesia tidak ada satu pun yang menoleransi praktik LGBTQI+. 

Sementara Ketua PBNU Ahmad Fahrurrozi mengatakan tidak mempersoalkan kehadiran Stern, asalkan dia tidak melakukan kampanye LGBTQI+ di Indonesia. 

Gus Fahrur meminta Stern untuk memahami bahwa LGBTQI+ merupakan perilaku penyimpangan sosial yang tidak sesuai dengan norma, moral, etika, agama, dan nilai bagi warga Indonesia. 

Ia bahkan menyinggung perilaku LGBT juga diartikan penyimpangan kodrat dan fitrah manusia. Manusia, kata dia, sejatinya diciptakan dalam dua jenis untuk berpasangan, yaitu laki-laki dan perempuan. 

Dikutip dari situs resmi Pemerintah AS, Presiden Biden menunjuk Jessica Stern sebagai Utusan Khusus AS untuk Memajukan Hak Asasi Manusia Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer, dan Interseks (LGBTQI+) pada 2021. 

Utusan Khusus Stern akan mengawasi implementasi Memorandum Presiden 4 Februari 2021 tentang Memajukan Hak Asasi Manusia LGBTQI+ di Seluruh Dunia. 

Sebelum bergabung dengan Departemen Luar Negeri, Utusan Khusus Stern memimpin OutRight Action International, organisasi hak asasi manusia LGBTQI+ global terkemuka, sebagai Direktur Eksekutifnya selama sepuluh tahun. 

Utusan Khusus Stern pernah menjadi peneliti di Human Rights Watch, Ralph Bunche Fellow di Amnesty International, direktur program di Pusat Hak Konstitusional, Human Rights Watch, dan asisten profesor di School of International & Public Affairs Universitas Columbia. 

Utusan Khusus Stern telah menjadi anggota berbagai dewan dan dewan penasehat, termasuk Kelompok Referensi LGBTI dari UNWomen dan Kelompok Penasihat Masyarakat Sipil dari Forum Kesetaraan Generasi. (*)

Tombol Google News

Tags:

LGBTQI+ Jesica Stern MUI