KETIK, TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus melakukan terobosan guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tak terkecuali untuk menjaga komitmen memberikan perlindungan kepada masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dalam bentuk MoU dengan pemerintah Korea Selatan (Korsel) terkait penyaluran Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke negara tersebut.
Penandatanganan dilakukan bersama perwakilan Korsel, Lee Kyeong Youn, PT Intersolusi Indonesia dan salah satu BUMD, yakni BPR Jwalita. Sekaligus memberikan kepastian bagi calon PMI yang ingin bekerja di Korsel dan Jepang.
Mas Ipin menjelaskan, penandatanganan nota kesepahaman dengan pemerintah Korsel merupakan wujud nyata fasilitas dari Pemkab kepada masyarakat yang ingin bekerja ke Korsel dan Jepang. Salah satunya adalah para PMI tidak perlu mengeluarkan biaya awal, kerena sudah ditanggung oleh BPR Jwalita.
"Kami ingin memastikan pekerja migran asal Trenggalek tidak ketipu. Kan mereka adalah pahlawan devisa!. Saat MoU jiga disaksikan oleh representatif dari Korsel serta Ester yang akan melakukan pelatihan dan penyaluran," ucapnya, Senin 14 April 2025.
Mas Ipin menegaskan, para pekerja migran asal Trenggalek tidak perlu bingung terkait biaya, karena sudah ditanggung oleh BPR Jwalita. "Intinya, para pekerja tidak usah pusing mencari uang dulu. Wong mau kerja kok harus bayar duluan," imbuhnya.
Meskipun pihaknya telah memberikan fasilitas bagi para pekerja migran, namun Mas Ipin juga akan tetap komitmen untuk menciptakan lapangan pekerjaan di Trenggalek. Namun, jika ada peluang pekerjaan di luar negeri dan cukup menjanjikan tentu Pemkab harus hadir di tengah masyarakat.
"Kami akan tetap menciptakan lapangan pekerjaan di Trenggalek. Tapi kalau di luar negeri lebih menjanjikan kan harus diambil juga, "tukasnya.
Direktur utama PT Solusi Terampil Global, Lee Kyeong Youn menuturkan, bahwa kerja sama dengan Indonesia, khususnya di Provinsi Gyeongnam dengan Jawa Timur sudah terjalin hampir 29 tahun. Ia mengakui ada ketertarikan dengan Kabupaten Trenggalek.
"Pekerja migran asal Kabupaten Trenggalek itu belajar dulu bahasa Korsel baru berangkat ke Korsel. Ini sangat memudahkan dan tergolong hemat, "ungkapnya.
Ia juga berharap agar program yang dicanangkan bupati bisa berjalan lancar dan sukses agar bisa mengirim devisa ke daerahnya. Termasuk ikut memajukan daerah.
"Jika program ini sukses tentu bisa membantu memajukan Kabupaten Trenggalek dengan kiriman devisa, sekaligus ikut memajukan Indonesia." pungkasnya.(*)
