KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menunaikan ibadah haji setelah menerima undangan khusus dari Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud, Khadimul Haramain Asy Syarifain.
Ia berangkat bersama putra bungsunya, Ali Mannagalli, dan 40 jemaah lainnya dari Indonesia, yang juga merupakan tamu undangan raja. Total, ada jemaah dari 140 negara lain di seluruh dunia yang mendapatkan kehormatan serupa.
Khofifah menyatakan bahwa pengalaman hajinya tahun ini terasa sangat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Ia secara khusus menyoroti adanya perbaikan signifikan dalam manajemen haji oleh Pemerintah Saudi. Menurutnya, hal ini membuat para jemaah haji menjadi lebih nyaman dan bisa beribadah dengan lebih khusyuk di Masjidil Haram.
“Alhamdulillah haji tahun ini rasanya proses ibadah di Masjidil Haram terasa lebih nyaman dan lebih khusyuk. Saat ini regulasi jemaah ke Masjidil Haram jauh lebih bagus dan memudahkan sirkulasi jemaah. Para askar yang menjaga berbagai titik dan mengatur jemaah juga rasanya lebih ramah," kata Khofifah kepada ketik.co.id, Rabu, 4 Juni 2025.
Khofifah juga menyampaikan bahwa akses menuju Masjidil Haram dan area sekitarnya kini jauh lebih mudah, dengan lebih banyak pintu yang dibuka untuk keluar masuk jemaah haji.
Ia membandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya, di mana jemaah yang ingin masuk Masjidil Haram untuk umrah atau saat tawaf ifadah dan wada' seringkali harus memutar jauh karena ketidakpastian pintu mana yang dibuka.
Menurutnya, dahulu kerap terjadi saat mencapai gerbang tertentu, ternyata ditutup dan jemaah harus mencari pintu lain. Tak jarang pula, mereka menemukan pintu yang dicari juga tertutup, sehingga harus memutar dengan jarak yang cukup lumayan.
“Sekarang jauh berbeda, suasana Masjidil Haram cenderung relatif longgar saat ini. Relatif banyak jalan dan pintu yang dibuka. Ini sangat membantu dan membuat ibadah makin khusyuk. Dorong-dorongan dan desak-desakan saat keluar dan masuk masjidil haram juga sangat berkurang karena kondisi jemaah yang terkelola dengan baik karena manajemen yang terus ditata,” ujarnya.
Khofifah menegaskan bahwa pengalaman ini bukan hanya karena statusnya sebagai jemaah haji undangan raja.
“Bisa saya bedakan dengan haji tahun lalu dan juga saat umrah Ramadhan. Kondisi ini membuat nyaman dan khusyuk para jemaah dalam beribadah,” tegasnya.
Khofifah menuturkan semakin baiknya tata kelola di Masjidil Haram turut ditunjang oleh upaya serius Pemerintah Arab Saudi dalam menata pelaksanaan ibadah haji secara lebih tertib dan aman.
Menurutnya, penyesuaian sejumlah kebijakan seperti peningkatan proses skrining, pengaturan akses jemaah, serta penertiban administrasi dan izin ibadah, menjadi bagian dari ikhtiar besar untuk memastikan ibadah berjalan lebih lancar, nyaman, dan penuh kekhusyukan.
"Upaya penataan ini saya lihat sebagai bentuk kesungguhan pemerintah Arab Saudi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para dhuyufurrahman dari seluruh dunia,” ujarnya.
“Tantangannya nanti adalah saat puncak haji. Semoga kepadatan saat Wukuf di Arafah Insya Allah besok hari Kamis tanggal 5 Juni/9 Dzulhijjah serta Muzdalifah dan juga Mina (Armuzna), serta saat tawaf ifadah juga bisa terurai,” tambah dia.
Khofifah menjelaskan bahwa puncak haji akan melibatkan jutaan jemaah yang secara serentak bergerak menuju tujuan yang sama untuk menunaikan ibadah di Arafah. Rangkaian puncaknya dimulai dari pergerakan ke Arafah, dilanjutkan ke Muzdalifah, Mina, melempar jumrah (jamarat), hingga pelaksanaan nafar tsani.
“Tentu ini membutuhkan manajemen yang komplek. Semoga pelaksanaan ibadah haji tahun ini bisa berjalan dengan lancar, semua bisa beribadah dengan nyaman dan khusyuk dan menjadi ibadah haji yang mabrur, sebaliknya yang belum haji semoga segera dipanggil sebagai tamu Allah bisa melaksanakan ibadah haji. Amin," tutupnya. (*)