Kisah Inspiratif Lokal Hero Pertamina, Rintis Ekowisata dan Listrik di Hutan Kampung Adat Malasigi Sorong

23 Juni 2025 18:30 23 Jun 2025 18:30

Thumbnail Kisah Inspiratif Lokal Hero Pertamina, Rintis Ekowisata dan Listrik di Hutan Kampung Adat Malasigi Sorong
Kepala Kampung Adat Malasigi Manase Fahmi Lokal Hero Pertamina Ep Filed Papua saat diwawancarai pada 23 Juni 2025. (Foto: Ahmad Istihar/Ketik)

KETIK, TUBAN – Kisah inspiratif datang dari lokal hero Pertamina di Kampung Adat Malasigi di kabupaten Sorong, Papua Barat Daya dalam memanfaatkan potensi alam serta menjaga melestarikan hutan yang berdampak positif bagi masyarakat adat setempat.

Pria bernama Manase Fahmi dari Suku Moi, yang ditunjuk sebagai lokal hero PT Pertamina EP Field Papua menceritakan tantangan dan perjuangannya dalam upaya pengembangan ekowisata dengan konsep pariwisata rintisan berkelanjutan di kawasan hutan adat Malasigi.

Berbekal modal sebagai Kepala Kampung Adat Malasigi sekaligus Kepala Kampung Persiapan Lembaga Penyuluh Hutan Kampung (LPHK), Manase Fahmi menceritakan awal memulai kawasan hutan adat seluas 1.750 hektare.

Luasan itu diperoleh dari surat keputusan kehutanan sosial Presiden Jokowi lewat Menteri Lingkungan Hidup.

Menurutnya, Kampung Adat Malasigi berada 55 kilometer dari pusat Kota Sorong dengan waktu tempuh antara 1 sampai 2 jam. Akses jalan tidak sepenuhnya mulus.

"Kalau kesana pakai mobil bandobel. Ongkos transportasi bisa mencapai Rp 2,5 juta," ceritanya. 

Tahun 2018, di awal peresmian kampung tersebut, kondisinya masih gelap gulita karena belum ada jaringan listrik yang masuk. Selain itu juga kerap terjadi selisih paham antar suku yang mendiami Malasigi. Meski perselisihan biasanya ditenggarai tradisi hukum adat perihal pengelolaan hutan adat tersebut.

Awalnya, Pace Manase kerap mendapatkan tantangan dan aral untuk pengembangan lokasi hutan.

"Kami menyadari setiap tantangan dan rintangan pasti terus di hadapi diantaranya dari kampung selebah. Terkadang kami berbuat baik, tapi masyarakat kampung sebelah curiga. Tapi ini bentuk kepedulian masyarakat adat untuk mempertahankan kelestarian hutan," jelas Manase dalam Media Gathering 2025 Pertamina di Hotel Claro, Makassar, 23–24 Juni 2025.

Seiring dengan pendekatan aspek sosio-kultural yang dilakukan stakeholder terkait, juga atas kewajiban perusahan di wilayah kerja Pertamina EP Field Papua, untuk memberikan dampak positif di lingkungan sekitar. Kampung Malasigi mulai berubah sejak tahun 2022 menjadi rintisan ekowisata dengan menawarkan budaya, keindahan alam sampai fauna endemik di Papua kepada kancah nasional maupun internasional. 

"Selain alam yang masih asli, kami juga ada 5 jenis burung cendrawasih yang berada di zona inti. Ini jadi daya tarik wisata Indonesia dan Internasional,"sambungnya

Ia mengaku manfaat dari hadirnya industri Migas Pertamina berkolaborasi dengan pemerintah daerah, dan kepala adat dalam mengkonversi hukum positif untuk diterima semua suku Kampung Adat Malasigi. Wujud kontribusi nyata itu nampak kepada masyarakat adat dengan ketersediaan Pertamina memberikan kebutuhan dasar seperti air bersih dan listrik. Ditandai berdirinya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menunjang geliat wisata Kampung Adat Malasigi.

"Manfaat sekarang tidak hanya meningkatkan pendapatan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat pemahaman masyarakat tentang pelestarian lingkungan kehutanan," tukasnya 

Menanggapi itu, Community Development Officer (CDO) Pertamina EP Papua Field, Ishlah menjelaskan bentuk dukungan diberikan perusahan Pertamina berupa pendampingan di kawasan hutan seluas 1.750 hektar. Termasuk pengelolaan hutan dengan mengkolaborasikan hukum adat dengan hukum positif.

"Masyarakat adat punya aturan tidak tertulis sehingga kami mencoba mengibrit hukum adat ke positif. Menghilangkan hukum adat lama ke hukum positif,dan ini diterapkan bersama-sama untuk pengelolaan hutan adat Malasigi,"terangnya. 

 

Foto Manager Comrel & CID Regional Indonesia Timur, Rahmat Drajat dalam Media Gathering 2025 Pertamina di Hotel Claro, Makassar, 23–24 Juni 2025Manager Comrel & CID Regional Indonesia Timur, Rahmat Drajat dalam Media Gathering 2025 Pertamina di Hotel Claro, Makassar, 23–24 Juni 2025. (Foto: Ahmad Istilah/ Ketik) 

 

Sehingga,tambah Islah dalam hukum positif dalam penerapan pengelolaan 1.750 hektar hutan adat tersebut, di bagi menjadi 4 wilayah/zona yakni zona pemukiman, zona inti untuk wisata, zona perkebunan dan zona pemanfaatan. Dari zona- zana ini perusahan memberikan edukasi hingga progam -progam yang dapat memberikan manfaat langsung kepada Kampung Adat Malasigi.

"Dari 4 zona ini kami memberikan pendampingan mulai dari produk UMKM untuk masyarakat,Pertanian (perkebunan). Hingga support bangunan fisik berupa kebutuhan air bersih dan PLTS sebagai kebutuhan dasar di kampung adat Malasigi," sambung Islah

Sementara,Manager Comrel & CID Regional Indonesia Timur, Rahmat Drajat mengatakan bahwa, hadirnya perusahaan tidak lepas dari lingkungan sekitar.untuk itu, melalui progam CSR Pertamina, perusahaan wajib menggandeng lokal hero. Hal ini maksudkan dapat menjadi inspirator di lingkungan sekitar maupun kepada kelompok - kelompok yang berada di zona wilayah kerja Pertamina di Indonesia.

"Harapan kami dengan hadirnya lokal Hero Pertamina ini dapat menginspirasi kelompok lain yang berada di zona lain di Indonesia," tutupnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Pertamina Pertamina filed Papua Pertamina zona 11 Migas SKKMigas bpmigas pemkabsorong