Libur Telah Tiba: PMII Pacitan Sentil Sektor Wisata Kudu Digenjot Maksimal

26 Maret 2025 10:45 26 Mar 2025 10:45

Thumbnail Libur Telah Tiba: PMII Pacitan Sentil Sektor Wisata Kudu Digenjot Maksimal Watermark Ketik
Ketua Bidang Advokasi PC PMII Pacitan, Ihsan Efendi saat berorasi di Halaman Disparbudpora Pacitan, Jumat, 13 Desember 2025. (Foto: PMII Pacitan for Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Di tengah gegap gempita menyambut Libur Lebaran 2025/1446 Hijriah yang kian mendekat, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pacitan sentil Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan agar sektor wisata setempat digarap maksimal.

Menurut Ketua Bidang Advokasi PC PMII Pacitan, Ihsan Efendi, persoalan mendasar ada pada minimnya promosi dan pengelolaan yang jauh dari kata optimal.

"Di momen saat ini, permintaan kami kudu dimaksimalkan dalam promosi. Harapannya informasinya nyantol ke wisatawan luar, minimal warga lokal," ujar Ihsan, kepada Ketik.co.id, Rabu, 26 Maret 2025.

Dalam pernyataannya, Ihsan juga mengingatkan soal praktik harga yang kerap melambung tak wajar saat musim liburan. Ia meminta Disparbudpora menertibkan pedagang di kawasan wisata agar tidak 'nuthuk' harga dan merugikan wisatawan.

"Jangan sampai pengunjung datang senang, pulang bawa kenangan buruk gara-gara harga makanan selangit atau parkir liar mahal. Ini harus diawasi ketat," tegasnya.

Tak hanya soal harga, Ihsan menyorot keamanan pengunjung sebagai prioritas. Ia menegaskan bahwa kejadian kecelakaan atau bahkan kematian wisatawan akibat kelalaian pengelola adalah tamparan keras bagi citra pariwisata Pacitan.

"Bayangkan, kalau sampai ada wisatawan meninggal karena lalai pengelola, dampaknya bisa panjang. Wisatawan lain juga takut untuk datang," tambahnya.

Ihsan juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap retribusi wisata. Menurutnya, klaim sistem pengelolaan retribusi yang aman dari kebocoran harusnya dibuktikan dengan pemasukan sepadan.

"Kalau klaim dinas adalah sistem anti bocor, tapi hasilnya tetap minim, ya patut dipertanyakan. Retribusi ini harus dikelola transparan dan efektif, biar PAD Pacitan beneran naik, bukan cuma angan-angan," cetusnya.

Selain pengawasan ketat, Ihsan menyarankan agar Pemkab Pacitan memberikan insentif kepada pelaku wisata yang sukses menarik wisatawan dan memberikan pelayanan prima selama libur Lebaran.

Ia menilai langkah ini bisa menjadi motivasi agar pengelola dan pelaku usaha lebih inovatif.

"Momentum Lebaran ini emas. Kasih insentif ke pelaku wisata yang berhasil bikin pengunjung betah dan mau balik lagi. Jangan cuma tepuk tangan di belakang meja," ujar Ihsan.

Di akhir pernyataannya, Ihsan menegaskan bahwa libur Lebaran harus jadi momen kebangkitan pariwisata Pacitan. Ia berharap dinas terkait serius menangkap peluang ini agar bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Semoga momen liburan ini tidak disia-siakan oleh dinas terkait untuk mendulang PAD. Itu lebih mulia dibanding mendapatkan PAD-nya dari orang sakit," pungkas Ihsan. 

PMII juga mengajak seluruh warga masyarakat Pacitan dan luar daerah untuk berwisata di momen libur lebaran 1446 Hijriah.

Sekedar informasi, pada Desember 2024 dan Januari 2025 lalu, PMII Pacitan sempat menyoroti pendapatan dan pengelolaan wisata setempat yang belum maksimal. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan PMII Pacitan