KETIK, YOGYAKARTA – Suasana Joglo Kuantan Regency Kadipiro di seputaran Jalan Wates Yogyakarta terlihat meriah saat alumni SMA Marsudi Luhur Yogyakarta angkatan 92 menggelar acara di tempat ini.
Sekitar 100 alumni yang menyebar di berbagai wilayah di Indonesia, Sabtu 28 Desember 2024 mengikuti acara reuni SMA Marsudi Luhur. salah satu SMA swasta favorit di Yogyakarta pada zamannya saat itu.
Ketua Panitia Reuni Sigit Gupito menyampaikan kebersamaan para alumni menjelang akhir tahun 2024 tersebut menandakan bahwa Marsudi Luhur masih tetap terus ada. 'Saya berharap semoga persaudaraan ini tetap terus terjaga. Sehingga bisa menciptakan harmoni hidup dalam kebersamaan," ujarnya.
Reuni kali ini dengan tema Sambung Srawung Alumni SMA Marsudi Luhur Yogyakarta 1992 "Seduluran Saklawase". Pada reuni ini, kata Sigit, menunjukkan kekompakan alumni, meski SMA Marsudi Luhur Yogyakarta telah bubar. Bahkan gedungnya dirobohkan beberapa tahun lalu.
Reuni dengan dress code nuansa SMA berseragam abu-abu putih. (Foto: A Fajar/ Ketik.co.id) (Foto: A Fajar / Ketik.co.id)
"Saya bersama seluruh panitia reuni mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan moril maupun materiil. Terutama kehadirannya yang jauh-jauh dari luar kota disempatkan datang," kata Sigit.
Selain sarana berkumpul, reuni ini untuk bernostalgia saat SMA di bilangan Bintaran Kidul, Kota Yogyakarta tersebut. "Reuni kali ini sekaligus dimaksudkan untuk mengenang dan mendoakan bagi para sahabat satu angkatan yang sudah mendahului," ujarnya.
Usai disebutkan nama alumni yang meninggal, dengan khidmat para peserta reuni mendoakan mereka.
32 Tahun Tidak Ketemu
Menariknya acara yang cukup meriah ini terselenggara tanpa mengutip biaya satu rupiah pun dari para peserta maupun keluarganya yang menghadiri acara.
"Untuk makanan Potluck, kami persilahkan yang bersedia boleh membawa apapun. Namun ini sifatnya tidak mengikat tidak membawa juga tidak apa-apa," terang seorang panitia Rayung Wulan.
Ia mengaku bersyukur atas respons positif dari alumni satu angkatan. Mereka ada yang mensupport makanan, doorprize, sound system hingga tempat acara.
Menariknya reuni dengan dress code nuansa SMA, seragam abu-abu putih tersebut, ternyata ada beberapa alumni yang baru pertama kali ikut reuni. Berarti sejak lulus SMA tahun 1992 atau 32 tahun yang lalu, mereka belum pernah bertemu dengan teman SMA seangkatannya.
Joglo Kuantan Regency Kadipiro di Jalan Wates tempat reuni alumni SMA Marsudi Luhur Yogyakarta angkatan 92. (Foto: Fajar Rianto/ Ketik.co.id)
Salah satu panitia reuni, Bambang MH mengatakan reuni sebagai sarana menyambung tali silaturahmi, dan mengingatkan banyaknya peristiwa yang dialami alumni. Mulai dari soal ekonomi, kesehatan dan peristiwa duka yang dialami keluarga atau pun bagian dari alumni 92 sejak lulus sekolah hingga hari ini
"Susah senang tentu pernah kita alami. Nah, dengan kebersamaan dan kekompakan seperti ini. Ke depan entah bagaimana caranya kita akan lebih mudah melewatinya," ujarnya.
Bambang MH mengaku tidak mudah untuk menyatukan hati dan semangat sesama alumni. Ia sebutkan satu angkatan saat itu terdiri dari sepuluh kelas. Sedangkan setiap kelas rata-rata berisi lebih dari 40 siswa.
Namun Bambang MH mengaku tetap optimis masih terukir nama almamater di hati. Serta kenangan masa-masa SMA di ingatan para alumni. "Untuk itu, saya berharap ke depan semakin banyak peserta yang berkenan dan mau meluangkan waktunya untuk ikut reuni lagi," harapnya. (*)