KETIK, SURABAYA – Popok dan pembalut sekali pakai mengandung bahan kimia yang sulit terurai, seperti plastik dan gel penyerap, yang dapat mencemari tanah dan air.
Ketika dibuang sembarangan, terutama ke sungai seperti Kali Brantas, popok ini dapat melepaskan mikroplastik yang berbahaya bagi ekosistem air dan kesehatan manusia.
Studi menunjukkan bahwa ikan di Sungai Surabaya telah terkontaminasi mikroplastik akibat konsumsi material plastik dari sampah popok.
Mengenai bahaya mikroplastik, Guru Besar dalam bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Prof Dr Lilis Sulistyorini Ir MKes menyebut mikroplastik mencemari ekosistem utama di udara, laut, dan tanah hingga menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan manusia.
“Mikroplastik bukan lagi sekadar limbah tak kasatmata. Partikel ini kini telah ditemukan dalam tubuh manusia, mulai dari saluran pencernaan, paru-paru, hingga plasenta. Risiko kesehatannya bukan spekulasi, tapi nyata dan terukur,” ungkapnya melalui keterangan tertulis pada Jumat 25 April 2025.
Dalam ekosistem atmosfer, mikroplastik bertransportasi melalui angin, terdeposit di wilayah terpencil, bahkan terhirup oleh manusia.
Proyeksi atmosferik menunjukkan bahwa partikel ini membawa senyawa kimia berbahaya, memperkaya gen resistensi antibiotik, dan berpotensi mempengaruhi pembentukan awan serta pola hujan global.
Sementara di laut, mikroplastik terakumulasi dalam organisme perairan melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi.
“Serat mikroplastik menjadi bentuk paling dominan yang ditemukan di pesisir. Ini mengancam populasi ikan dan berdampak pada keamanan pangan laut kita,” paparnya.
Di daratan, mikroplastik mengubah sifat fisik dan kimia tanah, menurunkan kesuburan, serta mengganggu produktivitas pertanian.
“Penelitian telah menunjukkan bahwa partikel mikroplastik juga merusak struktur tanah dan mengurangi kualitas lingkungan hidup secara umum,” lanjutnya.
Paparan MP terhadap manusia dapat terjadi melalui tiga jalur utama: inhalasi (pernapasan), ingestasi (konsumsi), dan dermal (kontak kulit).
Tingginya paparan saat ini membuat partikel mikroplastik telah banyak ditemukan dalam darah, paru-paru, plasenta, bahkan jaringan tubuh manusia dengan ukuran rata-rata 14 mikrometer.
Risiko kesehatan yang dapat muncul, yaitu inflamasi paru, gangguan reproduksi, penyakit metabolik, penurunan kualitas oosit, bahkan potensi karsinogenik. Selain itu, paparan kronis terhadap MP juga dapat mempengaruhi kesehatan mental masyarakat urban akibat kualitas udara yang memburuk.
“Kerusakan lingkungan akibat mikroplastik bukan hanya permasalahan ekologis, tetapi juga krisis kesehatan masyarakat yang harus direspons segera,” tegasnya.
Prof Lilis mengatakan perlu ada usaha kolektif dengan pendekatan kebijakan, edukasi, dan teknologi.
Beberapa solusi antara lain pelarangan plastik sekali pakai, pengembangan bahan bioplastik, promosi daur ulang, dan sistem pemilahan sampah yang efektif.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pembuat kebijakan, industri.
“Diperlukan inovasi dalam sistem pengolahan limbah serta kampanye literasi lingkungan kepada masyarakat secara luas,” pungkasnya.(*)
Mikroplastik Mengancam! Ungkapan Guru Besar Unair soal Sampah Popok dan Pembalut
25 April 2025 18:01 25 Apr 2025 18:01


Tags:
Popok sampah popok bahaya mikroplastik Universitas Airlangga Unair Guru Besar FKM Unair Prof Lilis efek mikroplastikBaca Juga:
Jangan Salah Pilih! Ini Ciri Hewan Kurban yang Sehat Menurut AhliBaca Juga:
Persaingan Ketat SNBT 2025: Unair Terima 3.612 Mahasiswa Baru dengan Rasio 1:24Baca Juga:
Unair Kukuhkan 6 Guru Besar Baru FEB, Perkuat Langkah Menuju World Class UniversityBaca Juga:
Musim Pancaroba, Dosen Gizi Unair Ungkap Pentingnya Atur Pola MakanBaca Juga:
Faris Abidin, Anak Muda PKS yang Bawa Semangat Perubahan di DPRD SurabayaBerita Lainnya oleh Shinta Miranda

9 Juni 2025 20:25
Program Penggemblengan Anak Surabaya, Pemerhati Anak: Perlu Dioptimalkan Pendekatan Proaktif

9 Juni 2025 20:15
Imam Syafi’i Sindir Pendapatan Rumah Sakit Eka Candra Rini yang Jauhi Target

9 Juni 2025 20:14
Profil Kusnadi, Mantan Ketua DPRD Jatim yang Sempat Menghilang dan Ditemukan di Madura

8 Juni 2025 22:52
DPC PDIP Surabaya Bagikan Ratusan Paket Sembako pada Momen Hari Lahir Bung Karno

8 Juni 2025 14:25
Dari Limbah Skincare Jadi Gaun Mewah, Karya Whenny Halim Mahasiswa Universitas Ciputra Curi Perhatian

8 Juni 2025 14:02
Semangat Bekurban, PDAM Surya Sembada Salurkan 14 Hewan ke Berbagai Elemen Masyarakat

Trend Terkini

4 Jun 2025 16:00
Terseret Kasus Korupsi IPAL Blitar, Kuasa Hukum: Gladi Tri Handono Hanya Pendamping, Bukan Pengelola Dana

10 Jun 2025 03:51
Balongpanggang, Benjeng - Gresik Kembali Dikepung Banjir, Rekor Terbesar Luapan Kali Lamong

3 Jun 2025 18:47
Wali Kota Batu Ungkap 4 Isu Strategis Jadi Fokus Utama Lima Tahun ke Depan, Ini Rinciannya!

5 Jun 2025 23:33
Pemkab Situbondo Gema Takbir di Dusun Terpencil, Bupati Mas Rio: Jalan Segera Dibangun

6 Jun 2025 14:12
Dorong Akselerasi Ekonomi Daerah, Pemkab Bondowoso Serius Kawal Reaktivasi Jalur Kereta Kalisat–Panarukan
Trend Terkini

4 Jun 2025 16:00
Terseret Kasus Korupsi IPAL Blitar, Kuasa Hukum: Gladi Tri Handono Hanya Pendamping, Bukan Pengelola Dana

10 Jun 2025 03:51
Balongpanggang, Benjeng - Gresik Kembali Dikepung Banjir, Rekor Terbesar Luapan Kali Lamong

3 Jun 2025 18:47
Wali Kota Batu Ungkap 4 Isu Strategis Jadi Fokus Utama Lima Tahun ke Depan, Ini Rinciannya!

5 Jun 2025 23:33
Pemkab Situbondo Gema Takbir di Dusun Terpencil, Bupati Mas Rio: Jalan Segera Dibangun

6 Jun 2025 14:12
Dorong Akselerasi Ekonomi Daerah, Pemkab Bondowoso Serius Kawal Reaktivasi Jalur Kereta Kalisat–Panarukan

