KETIK, PANGANDARAN – Untuk menghidupkan kembali kenangan dan sejarah jalur terowongan kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang, PT KAI mengadakan acara "Napak Tilas Historical Railway Trip 2024" yang diikuti oleh 54 orang perwakilan railfans dari berbagai penjuru Jawa dan Sumatera.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan dalam kegiatan ini, peserta diajak untuk mendengarkan sejarah mulai dibangunnya jalur kereta api Banjar-Cijulang hingga masa akhir beroperasinya sambil menyusuri stasiun, terowongan, jembatan, dan jalur kereta bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan kereta api di masa lalu.
"Meskipun sudah tidak aktif sejak tahun 1980-an, jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang yang dibangun oleh Staatsspoorwegen, perusahaan perkeretaapian milik pemerintah Hindia-Belanda, sangatlah terkenal karena memiliki pemandangan alam yang memukau serta eksotik karena mengelilingi perbukitan dan lembah," katanya pada media Ketik.co.id melalui pesan tertulis, Selasa (20/02/2024).
Menurutnya, jika ditarik dari Banjar, jalur kereta api Banjar-Kalipucang-Pangandaran-Parigi-Cijulang memiliki 4 terowongan, di antaranya yaitu Batulawang, Hendrik, Juliana, dan Wilhelmina serta 6 jembatan panjang yaitu Cipamottan (Cikacepit), Cipambokongan, Cikabuyutan, Cikacampa, Ciputrapinggan beton dan Ciputrapinggan baja.
"Sayangnya, kini jalur tersebut sudah tidak dapat kita nikmati. Meskipun begitu, sisa-sisa peninggalannya masih dapat dikunjungi untuk menapaktilasi jejak kejayaan perkeretaapian di Banjar-Cijulang," ujarnya menambahkan dengan lugas dan jelas.
Pihaknya menyebut, kegiatan ini juga digelar sebagai salah satu ajang silaturahmi sekaligus apresiasi KAI kepada railfans yang selama ini telah secara aktif mendukung kemajuan perkeretaapian Indonesia melalui berbagai bentuk kegiatan positif yang digelar di berbagai daerah.
"Napak Tilas ini dipandu oleh komunitas Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) yang dengan detail menjelaskan sejarah jalur kereta api Banjar-Cijulang. IRPS bahkan menghadirkan anggotanya sebagai saksi yang sempat menikmati perjalanan kereta api di jalur ini," imbuhnya.
Dalam kegiatan ini kata Dia, para Railfans diajak untuk melihat peninggalan Stasiun Pangandaran, Stasiun Cijulang, Jembatan Cipamottan (Cikacepit) serta melintasi Terowongan Hendrik sepanjang 105 meter, Terowongan Juliana dengan panjang 147 meter, dan Terowongan Wilhelmina yang memiliki panjang 1116 meter, menjadikannya sebagai terowongan kereta api terpanjang di Pulau Jawa.
"Selain menjelajahi sejarah, peserta juga disuguhi keindahan alam sepanjang jalur kereta api tersebut, mulai dari perbukitan, sawah, sungai-sungai kecil, hingga Pantai Pangandaran yang terkenal. Pengalaman ini menjadi momen berharga yang tak terlupakan bagi para peserta," terangnya.
Dalam kegiatan ini, atas nama PT KAI ia memberikan apresiasi kepada railfans yang telah setia dalam melestarikan sejarah perkeretaapian Indonesia. Acara ini juga menunjukkan bahwa kecintaan terhadap kereta api tidak sekadar hobi, tetapi juga komitmen untuk menjaga dan memperkenalkan sejarah kepada generasi mendatang.
"Napak tilas jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengajak peserta untuk merenungkan keindahan serta kekayaan sejarah yang terdapat dalam setiap jejak kereta api yang pernah ada. Semoga kegiatan ini dapat terus dilakukan untuk menghidupkan kembali nostalgia dan memperkenalkan keajaiban sejarah perkeretaapian kepada generasi masa kini dan mendatang," tutupnya.(*)